Semakin ke atas medan semakin sulit dan suhu dingin sangat ekstrim hingga  menusuk ke tulang kaki. Namun kami harus terus melangkah untuk sampai di puncak merapi dengan selamat. Tepat dipukul 06.00 pagi kami sangat bersyukur dapat sampai di puncak merapi dengan selamat. Kami sangat lega dan syukur yang tak terkira sembari menikmati begitu besar keindahan yang memukau. Semua pemandangan menjadi renungan kami betapa agungnya kuasa Tuhan. Tak hanya menikmati pemandangan, kami tak lupa mengabadikan momen terindah dengan memotret keindahan dari atas gunung. Pada saat itulah teman saya yang kerap berbicara kotor tadi masih belum bisa mengendalikan lisannya. Ia berkali-kali mengucap kata-kata kotor yang seharusnya tidak pantas untuk diucapkan. Ketika ia sedang bersua foto di atas kawah merapi, entah kenapa tiba-tiba kamera yang ia bawa terjatuh ke dalam kawah yang sangat dalam. Namun, teamn saya masih saja berniat ingin mengambilnya. Ketika ia berusaha mengambil kamera tersebut, tubuhnya terperosok ke dalam kawah, namun untungnya dengan sigap saya meraih kaki teman saya dan menolongnya naik. Untung saja masih bisa diselamatkan, jika tidak mungkin pendakiannya hanya menyisakan nama. Kami mengikhlaskan kamera tersebut, karena memang kamera itu sudah tidak dapat diambil. Mengingat hari ini adalah hari jumat, kami bergegas turun untuk menunaikan ibadah sholat Jum'at. Sesampainya di bawah kami langsung mandi dan menunaikan sholat Jum'at. Tak lupa kami beryukur dapat menyelesaikan pendakian dengan selamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H