Kampung Emas 2.0 merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan angka stunting di Kota Surabaya demi mencapai target Surabaya zero stunting yang telah berlangsung selama tiga bulan dan tersebar pada sejumlah kelurahan di Surabaya, salah satunya Kelurahan Benowo.
Kegiatan Belajar Bersama Komunitas (BBK) TematikBBK Tematik Kampung Emas 2.0 merupakan kegiatan lanjutan dari KKN Tematik Kampung Emas 1.0 yang berhasil dilaksanakan dengan tema “Penguatan Lima Pilar dalam Percepatan Penurunan Stunting”. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Universitas Airlangga yang terdiri dari berbagai fakultas, yang salah satunya adalah FKM, dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya sebagai salah satu upaya percepatan penurunan stunting di tingkat kelurahan dengan memberdayakan masyarakat menuju kelurahan mandiri. Kegiatan ini melibatkan 459 mahasiswa yang dibagi menjadi 153 kelompok.
Kegiatan BBK Kampung Emas 2.0 ini memiliki 3 program utama yaitu LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah), SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication: Bunda Teredukasi Sehat, Hebat, Peduli Gizi), dan FORMULA PANGAN BERIMAN (Formulasi Pangan lokal Seimbang, Beragam, Berbasis Hewani). Pada program LADUNI, memiliki tujuan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kesehatan pranikah dan menurunkan prevalensi anemia, komplikasi kehamilan, BBLR, dan neonatal stunting, dengan intervensi konsumsi suplemen MMN (Multiple Micronutrients), pendampingan calon pengantin dan ibu hamil, dan edukasi untuk rutin memeriksakan diri ke puskesmas serta kepatuhan dalam mengkonsumsi MMN. Diharapkan 3 program unggulan in dapat membantu dalam penurunan angka stunting.
Seluruh program telah berhasil dijalankan kelompok 23 dengan anggota Dinda Rahmandani Cahya Suwandi, Dinda Dewi Maysayu Wibisana, dan Stefanus Efraim Santoso dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kelompok 23 yaitu Dr. Miyayu Soneta Sofyan, drh., M.Vet. Kegiatan ini dilaksanakan sejak bulan Oktober hingga Desember 2023 dan bekerja sama dengan Puskesmas Benowo. Dalam kegiatan ini didapatkan bahwa terdapat data ibu hamil, calon pengantin, balita yang memiliki permasalahan gizi. Oleh karena itu, perlu dilakukan intervensi untuk mengurangi angka kejadian Stunting di Kelurahan Benowo.
Sasaran program yang meliputi TPK, kader, calon pengantin, dan bumil berespon baik terhadap program yang diberikan. Dilakukan diseminasi hasil yang pertama pada tanggal 18 November 2023 untuk memaparkan hasil analisis situasi yang dilakukan dengan wawancara kepada 8 ibu hamil dan 3 calon pengantin, serta kunjungan ke 6 balita pra-stunting. Sebelumnya, telah dilakukan survey pasar pada tanggal 8 November 2023 untuk menentukan protein hewani dengan harga paling terjangkau dan sering dikonsumsi oleh warga di Kelurahan Benowo.
Koordinasi dengan pihak puskesmas dan kader di Kelurahan Benowo dalam menjalankan program percepatan penurunan stunting membuat kelompok belajar artinya persiapan dan koordinasi yang matang sehingga kegiatan BBK Tematik Kampung Emas 2.0 di Kelurahan Benowo dapat berjalan dengan baik. Besar harapan bagi warga masyarakat di Kelurahan Benowo dapat meningkatkan kebiasaan hidup lebih sehat dan memperluas pengetahuan terkait masalah stunting sehingga dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam percepatan penurunan stunting di Kelurahan Benowo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H