Mohon tunggu...
DINA YULISAH
DINA YULISAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama Saya Dina Yulisah, Saya berasal dari kabupaten Bondowoso. Saya mempunyai hobi membaca buku baik fiksi maupun non fiksi, selain itu Saya juga mempunyai hobi berolahraga yang mempunyai banyak manfaat bagi tubuh. Saya adalah tipe orang yang tidak mudah menyerah dalam mengerjakan segala sesuatu sampai mencapai tujuan yang Saya inginkan, bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambil dan mempunyai sikap jujur dalam melakukan segala sesuatu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Akselerasi Omah Olah Sampah Bersama Mahasiswa BBK 3 UNAIR dan Budidaya Magot

29 Januari 2024   20:00 Diperbarui: 29 Januari 2024   20:04 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Omah olah sampah yang dikelola oleh kelurahan bakungan telah berdiri sekitar satu tahun lebih sejak juli 2023, Omah olah sampah mimiliki satu tujuan yaitu mengurangi volume sampah di kelurahan bakungan terutama sampah basah atau yang kita kenal sampah organic. Untuk mencapai tujuan tersebut omah olah sampah melakukan beberapa program salah satunya pengolahan sampah organic menjadi pupuk organic serta pupuk cair dan melakukan budidaya magot. Dengan adanya program Belajar Bersama Komunitas yang diadakan Universitas Airlangga, dapat dilakukannya kolaborasi yang meningkatkan produkHvitas di omah olah sampah salah satunya dengan mahasiswa BBK3 Bakungan UNAIR membantu budidaya magot di omah olah sampah 

Pada tanggal 14 Januari bersama Pak Amrih salah satu Kelompok Swadaya Masyarakat yang membantu mengelolah omah olah sampah, Mahasiswa BBK3 Bakungan UNAIR membantu memulai siklus magot pertama di tahun 2024 di omah olah sampah. Mahasiswa membantu dalam proses budidaya dengan pengumpulan telur lalat BSF dari kandang lalat dan memindahkannya ke tempat penetasan sebelum dipindahkan ke kolam pembesaran. Mahasiswa juga melakukan pemisahan sampah organic di Tempat Pembuangan Sampah sementara Bakungan yang kemudian di giling hingga halus menggunakan mesin, dimana hasil gilingan tersebut akan disaring terlebih dahulu menghasilkan cairan yang akan di fermentasikan untuk menjadi pupuk cair sedangkan hasil gilingan padat akan diberikan kepada magot sebagai makanan 

Magot yang dibudaya memiliki siklus hidup selama 40 hari, selama siklus 40 hari ini magot terus berkembang dan memiliki kemampuan mengurangi sisa-sisa makanan yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik. Magot juga dapat menjadi opsi pangan ternak seperti ayam dan lele, pada omah olah sampah magot dimanfaatkan untuk menjadi pakan ternak ayam kampung yang dikembangkan oleh kelurahan bakungan dimulai tanggal 20 bulan Januari 2024. Sehingga dengan dibudidayanya magot di omah olah sampah sampah organic di kelurahan bakungan dapat berkurangan, sampah organic di manfaatkan menjadi pakan mangot yang akhirnya menjadi pupuk organic dan menjadi pupuk cair yang dimanfaatkan juga oleh omah olah sampah di perkebunan sekitar omah olah sampah seperti tanaman terong dan cabai yang hanya mengandalkan pupuk hasil omah olah sampah 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun