Kelulusan 56 orang guru honor di seluruh TK Negeri di Kabupaten Bengkulu Utara, Â tak lantas menjadikan mereka yang lulus jadi bahagia.Â
Kabar yang beredar di kalangan para guru yang lulus adalah bahwa mereka para guru TK yang lulus akan ditempatkan di SD Negeri. Dengan berdalih mensukseskan  program transisi PAUD, maka guru TK yang lulus akan menjadi guru kelas di SD kelas rendah.Â
Apakah ini akan menjadi sebuah solusi sukses sebuah program? Ataukah hanya akan menambah masalah ruwetnya pendidikan di Bengkulu Utara. Â
Apakah sebuah program dapat dijadikan sebagai dasar hukum untuk membuat suatu kebijakan? Semoga para pemangku jabatan dapat lebih bijak dalam menyikapi.
Semoga program transisi PAUD SD akan menjadikan harmonisasi diantara PAUD dan SD, tak hanya murid dan pembelajarannya yang harmonis, namun juga para pelaku utama pengembang keharmonisan itu, yakni Guru dan Kepala Sekolah. Apa jadinya jika Guru SD digeser kursinya oleh Guru TK?Â
Pengembalian penempatan kepada kabupaten masing-masing seperti yang diucapkan Bu Nunuk Suryani, tak lantas menyelesaikan masalah ruwet PPPK. Hal ini hanya memperlebar wilayah keruwetan hingga ke ranah sekolah.Â
Sekolah TK yang gurunya lulus semua akan kosong dan diisi oleh guru honorer daerah. Apa kabar kualitas sekolah nanti jika personil digonta-ganti. Sekolah TK bukanlah institusi besar, hanya mengandalkan kepala sekolah dan beberapa orang guru, yang sudah jelas kekuatan tim disana karena jumlah guru yang sedikit dan jumlah kewajiban yang kurang lebih sama dengan sekolah jenjang SD, SMP dan SMA.
Dan jika guru TK yang lulus PPPK menjadi guru SD kelas rendah,au dikemanakan guru SD kelas rendah sebelumnya?
Bengkulu utara bukanlah daerah padat penduduknya. Â Jangkauan lokasi sekolah sangat membutuhkan pertimbangan. Â Dan rata-rata guru TK dan SD kelas rendah adalah berjenis kelamin perempuan. Â
Semoga keluh kesah para guru TK di Bengkulu Utara ini dijembatani oleh para pihak pejabat berwenang. Guru yang bahagia akan menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna. Bukankah ini tujuan dari Kurikulum Merdeka saat ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H