Mohon tunggu...
Dina Y. Sulaeman
Dina Y. Sulaeman Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Penulis, doktor Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Direktur Indonesia Center for Middle East Studies www.ic-mes.org

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Apa Amerika?

3 November 2011   23:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:05 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Di antara perusahaan di Wall Street yang mendapat kucuran dana talangan pemerintah AS adalah Citigroup, American Internation Group (AIG), Bank of America, Merril Lynch, Goldman Sachs, JP Morgan, Fannie Mae, Freddie Mac, dll. Dan tahukah Anda, sebagian besar perusahaan ini adalah penyumbang dana kampanye Obama! Sangat ‘wajar' bila Obama tunduk pada para kapitalis itu.


Dan kini, ribuan orang duduk diam di depan gedung-gedung angkuh di Wall Street, menyuarakan protes mereka. Apa yang bisa diharapkan? Para eksekutif di Wall Street frustasi, malu, lalu mengundurkan diri? Kalaupun itu terjadi, dengan cepat, para pemilik modal akan mendapatkan gantinya. Tak heran bila banyak yang bertanya-tanya, mengapa Wall Street yang didemo? Mengapa bukan Gedung Putih?


Tentu saja, bila kita menggunakan konsep ‘emansipasi' dari Teori Kritis, gelombang demo menentang kapitalisme oleh orang-orang AS jelas merupakan sebuah tahapan dalam proses counter-hegemony. Untuk melawan hegemoni kapitalisme, manusia harusmenjalani proses ‘penyadaran' (emansipasi), supaya akhirnya mereka mampu menciptakan masa depan mereka sendiri melalui kehendak dan kesadaran penuh. Gelombang demo ini, sedikit banyak akan membuat orang bertanya-tanya, apa yang salah dari sistem ini? Mengapa harus ada 99% yang hidup sengsara sementara 1%-nya dianggap berhak berfoya-foya? Apa yang harus dilakukan untuk mengubah ini semua? Apa sistem alternatifnya?


Dari sisi ini, demo OWS mungkin bisa dilihat sebagai langkah awal dari munculnya gelombang kesadaran. Namun, berharap Wall Street bisa segera digulung, jelas amat jauh. Bahkan kalaupun Wall Street benar-benar bisa dibangkrutkan, so what? Yang akan menderita hanya rakyat kecil, sementara para kapitalis (pemodal), masih akan tetap bergelimang uang. Dengan kata lain, ‘kepala' ular masih jauh untuk ditangkap. Sekarang ini OWS masih hanya dalam tahap membaui jejak si ular.

*sebagian isi tulisan ini disarikan dari buku Obama Revealed, karya Dina Y. Sulaeman, terbitan Aliya Publishing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun