Mohon tunggu...
Dina Sukmawati Putri
Dina Sukmawati Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammdiyah Prof. Dr. Hamka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menuju Indonesia Emas 2045: Strategi Membangun Ekonomi Digital yang Berkelanjutan

4 Oktober 2024   07:57 Diperbarui: 4 Oktober 2024   10:47 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi digital adalah sektor yang akan mengalami perkembangan pesat dalam beberapa dekade terakhir, khususnya di Indonesia. Pada tahun 2045, Indonesia memiliki aspirasi untuk menjadi negara yang maju dengan ekonomi yang berada di posisi kelima terbesar secara global. Namun, untuk mencapai visi ini rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu melebihi 6% untuk bisa keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah dan naik ke level negara berpenghasilan tinggi. Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk menjadi kekuatan ekonomi digital terdepan di Asia Tenggara dan dunia.

Untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama dalam mengembangkan infrastruktur digital. Salah satu contoh proyek infrastruktur telekomunikasi adalah proyek Palapa Ring, proyek ini bertujuan ntuk menyediakan akses internet cepat ke seluruh Indonesia, termasuk wilayah-wilayah terpencil. Dengan demikian, pada tahun 2045, diharapkan infrastruktur digital akan semakin merata, mengurangi kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta mendorong pertumbuhan e-commerce yang akan mempercepat kemajuan ekonomi di berbagai sektor.

E-commerce merupakan salah satu sektor terpenting dalam ekonomi digital Indonesia. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Menko Airlangga, yang menyebutkan bahwa pada tahun 2021, transaksi e-commerce di Indonesia mencapai angka $53 miliar. Perkembangan pesat e-commerce ini tidak terlepas dari peran fintech yang menyediakan berbagai layanan pembayaran digital yang memudahkan transaksi online dan memberikan pengalaman berbelanja yang lebih efisien bagi masyarakat. Oleh karena itu, hal ini diproyeksikan akan terus berkembang hingga tahun 2025, dengan nilai transaksi e-commerce yang diperkirakan mencapai US$104 miliar dengan level pertumbuhan 18%.

Menurut laporan yang diterbitkan oleh AFTECH, pasar utama perusahaan FinTech didominasi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pada tahun 2021, tercatat sebanyak 62% penyelenggara FinTech memprioritaskan untuk melayani UMKM, dan 42% lainnya melaporkan bahwa nilai transaksi dari UMKM melebihi Rp. 80 miliar. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, FinTech diperkirakan akan memainkan peran yang lebih signifikan pada tahun 2045. Hal ini diharapkan dapat mendukung keberhasilan ekonomi digital, meningkatkan inklusi keuangan, serta mendorong literasi keuangan di kalangan masyarakat.

Salah satu kunci keberhasilan ekonomi digital Indonesia pada tahun 2045 adalah tersedianya sumber daya manusia yang kompeten. Saat ini, pemerintah telah meluncurkan berbagai program pendidikan digital, seperti Gerakan Nasional Literasi Digital, program 1.000 startup, dan Digital Talent Scholarship yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Program-program ini bekerja sama dengan perusahaan seperti Google, Microsoft, dan Amazon untuk memberikan pelatihan di bidang teknologi informasi kepada lebih dari 200.000 peserta sejak 2018. Oleh karena itu, ke depannya, Indonesia diharapkan dapat menghasilkan talenta teknologi yang kompetitif di tingkat global dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor teknologi informasi dan komunikasi.

Menurut data dari World Economic Forum, Indonesia masih berada di peringkat 50 dari 141 negara dalam hal kesiapan teknologi, yang menunjukkan adanya ruang untuk peningkatan. Oleh karena itu, untuk membawa Indonesia ke tingkat global, diperlukan kolaborasi dengan institusi internasional. Kerja sama dengan negara-negara maju dan perusahaan teknologi global dapat mempercepat transfer pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga kerja Indonesia. Dengan akses ke teknologi canggih dan pendidikan berbasis standar global, Indonesia dapat memastikan bahwa sumber daya manusia yang dihasilkan memiliki daya saing tinggi di pasar global, mendukung percepatan ekonomi digital di dalam negeri.

Dengan akses teknologi yang canggih dan pendidikan berbasis standar global, tenaga kerja di Indonesia dapat menghasilkan daya saing tinggi di pasar global. Menurut laporan McKinsey, Indonesia berpotensi menciptakan antara 4 hingga 23 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2030. Hal ini akan menjadi faktor utama dalam mempercepat perubahan ekonomi digital di Indonesia. Teknologi digital seperti kecerdasan buatan (AI), big data, dan Internet of Things (IoT) akan menjadi penggerak utama dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, serta daya saing ekonomi Indonesia.

Ekonomi digital di masa depan akan membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, contohnya seperti kemudahan akses informasi, peningkatan efisiensi, dan terciptanya peluang bisnis baru. Hal ini akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.

Disisi lain, dengan meningkatnya potensi ekonomi digital dimasa yang akan datang, tentu saja negara Indonesia akan menghadapi tantangan seperti kesenjangan digital, infrastruktur yang belum merata, dan kurangnya sumber daya manusia yang kompeten di bidang digital. Namun, tantangan-tantangan tersebut juga membuka peluang bagi Indonesia untuk membuat lompatan besar dalam pengembangan ekonomi digital. Dengan kebijakan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, Indonesia dapat mengatasi hambatan ini dan memanfaatkan peluang yang tersedia.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pemerintah harus berperan aktif dalam mempercepat pembangunan infrastruktur digital, sementara sektor swasta perlu mendorong inovasi teknologi dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di industri digital. Selain itu, masyarakat juga harus berpartisipasi dengan meningkatkan literasi digital dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas. Dengan adanya sinergi dari semua pihak, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi tokoh utama dalam ekonomi digital global.

Selain itu, Indonesia juga perlu mengembangkan regulasi yang mendukung ekosistem digital secara komprehensif, termasuk perlindungan data dan keamanan siber yang semakin krusial di era digital ini. Regulasi yang jelas, fleksibel, dan dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi akan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi pelaku bisnis digital, serta meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap layanan digital. Dengan demikian, regulasi yang efektif tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital, tetapi juga memastikan keberlanjutan ekosistem digital yang aman dan terpercaya bagi seluruh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun