Gaya hidup minimalis memang sedang populer di kalangan milenial, sebagai bentuk protes atas gaya hidup konsumtif yang sebagian besar orang alami. Namun, tidak banyak dari kita yang mengetahui bahwa hidup minimalis tidak hanya berbicara mengenai soal estetika semata, melainkan juga berbicara mengenai hidup yang lebih sederhana dan bernilai. Jika kita kaji lebih dalam, esensi dari gaya hidup minimalis sesungguhnya mencari tahu hal apa saja yang sebenarnya penting bagi kehidupan kita dan hal apa saja yang tidak penting untuk kita peroleh, baik berupa objek fisik, aktivitas, maupun pikiran. Terdengar mudah, namun seringkali kita mengabaikannya dan menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak kita butuhkan. Â
Kita mengetahui bahwa minimalis adalah satu kata dengan banyak makna sebagai gaya hidup yang sangat berpengaruh. Dalam hal ini, gaya minimalis akan menjadikan hidup kita benar-benar berada dalam kebahagiaan total. Kesederhanaan menjadi kunci menuju gaya hidup minimalis dan kesederhanaan menjadi hal yang sangat esensial dalam kehidupan kita.Â
Di tengah gempuran berbagai macam produk yang kita temukan di pasar, godaan untuk memiliki salah satu atau bahkan semua produk yang kita lihat sungguh tidak mudah untuk dihindari (Soedrajad, 2018). Namun, dengan kita sadar dan memilih untuk menyelaraskan segala kebutuhan yang menjadi prioritas, hal tersebut akan menjadi tindakan yang sangat luar biasa. Melakukan tindakan dan praktik gaya hidup minimalis dengan kesederhanaan menjadi kunci hidup lebih berarti.
Berdasarkan penjelasan di atas, tidak ada aturan baku ketika kita berbicara mengenai gaya hidup minimalis, sebab semua orang dapat menyebut dirinya minimalis. Namun, yang perlu diingat adalah bagaimana kita menjalani itu dengan penuh kesadaran atas filosofi minimal dengan mempertimbangkan segala aspek yang kita butuhkan untuk kemudian membawa perubahan dalam gaya hidup yang kita jalani. Pada akhirnya, kita sendiri lah yang akan menentukan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan kita.
Komunitas Indonesian Minimalist Moms menjadi tempat saya untuk mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai panduan gaya hidup minimalis. Setelah beberapa minggu belakangan ini berada dalam komunitas tersebut, banyak sekali informasi serta pengalaman belajar yang dapat saya ambil dari analisis yang saya lakukan. Â Serangkaian persiapan dan kunjungan lapangan secara online pun telah saya lakukan untuk mengetahui lebih jauh seperti apa gaya hidup minimalis sehingga tetap dapat menjalani hidup dengan lebih berarti meskipun sedang dalam masa pandemi.
Sebelum mengetahui lebih dalam mengenai komunitas, ada beberapa proses yang saya lakukan dengan melakukan analisis sosial khususnya analisis terhadap komunitas Indonesian Minimalist Moms yang saya pilih. Proses analisis yang pertama yaitu persiapan. Seperti yang kita ketahui, kondisi pandemi yang kita alami saat ini mambawa banyak sekali perubahan dalam segala aspek kehidupan yang kita jalani. Melihat hal tersebut, aktivitas analisis seperti riset dan penelitian pun kemudian harus dilakukan dengan cara yang berbeda. Oleh sebab itu, pada tahapan persiapan ini saya fokus untuk mencari komunitas yang memiliki sifat adaptif di tengah-tengah kondisi pandemi berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara daring. Melihat komunitas Indonesian Minimalist Moms memiliki sejumlah kegiatan online, hal tersebut membuat saya akhirnya memilih komunitas ini. Dengan demikian, persiapan lebih lanjut yang saya lakukan adalah mempersiapkan media apa yang akan saya gunakan untuk membantu saya dalam melakukan analisis terhadap komunitas.
Proses analisis yang kedua yaitu kunjungan lapangan. Pada tahap ini, kunjungan lapangan dilakukan secara online dengan mengunjungi berbagai platform yang dimiliki oleh komunitas. Platform yang saya kunjungi adalah Instagram dan laman website. Pada platform ini, banyak sekali informasi seputar komunitas seperti serangkaian kegiatan yang dilakukan secara online, asal usul terbentuknya komunitas, dan masih banyak lagi.Â
Kunjungan secara langsung yang tidak dapat saya lakukan membuat saya harus benar-benar mencari tahu lebih dalam hal-hal mengenai komunitas ini hingga akhirnya saya dapat tergabung ke dalam grup chat komunitas via Telegram. Tidak berhenti sampai disitu, pertanyaan-pertanyaan seputar komunitas yang belum saya ketahui dan belum saya dapatkan sebelumnya harus ditanyakan untuk mengetahui lebih dalam komunitas yang saya analisis. Pada tahap ini, berbagai pertanyaan mendalam disusun sehingga kita benar-benar paham dan mampu membayangkan bagaimana program kerja yang dilakukan komunitas tersebut.
Setelah persiapan dan kunjungan lanpangan secara online telah dilakukan, proses analisis ketiga yang akan saya lakukan adalah pemilihan data. Pada tahap ini, informasi serta data-data yang telah kita peroleh sebelumnya akan dikumpulkan dan diolah.Â
Kemudian, hasil data yang diperoleh dipilah berdasarkan konsep maupun kategori tertentu sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih tajam mengenai hasil pengamatan terhadap komunitas. Dengan demikian, hal tersebut akan mempermudah kita untuk mencari kembali data lainnya sebagai tambahan atas data yang sebelumnya. Melalui data tersebut, kita dapat melihat masalah apa yang muncul, memprioritaskan dan mencari tahu masalah tersebut hingga ke akarnya, dan kemudian mencari solusi yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Daftar Pustaka
Soedrajad, M. R. (2018). Masyarakat konsumsi di era global (studi kasus pengaruh media dan kecemburuan sosial terhadap barang "branded". Depok: Departemen Filsafat Universitas Indoenesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H