Mohon tunggu...
Dinar Febri Budiman
Dinar Febri Budiman Mohon Tunggu... Sales - Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Spritual, filsafat dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merekatkan Hati yang Luka

20 Desember 2023   09:22 Diperbarui: 20 Desember 2023   09:28 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Sontungst

Air mata perpisahan tak akan menyuburkan perasaan pada orang baru.

Aku menjelma tugu hanya untuk menunggumu.

Mengobati sakit oleh cinta ibarat merekatkan dua tebing pada satu lembah.

Ketika harapan pergi, dada seketika terbelah.


Aku hanya menemui jalan untuk mengenang

Tampak jejak-jejak kita menyala ke masa awal jumpa.

Air matah jatuh tanpa tau kemana akan bermuara.

Kini aku mencintaimu lewat bunyi-bunyi doa.

Brebes, 20 Desember 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun