Mohon tunggu...
Dinar Febri Budiman
Dinar Febri Budiman Mohon Tunggu... Sales - Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Spritual, filsafat dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perpisahan Tak Terduga

16 November 2023   20:36 Diperbarui: 16 November 2023   21:03 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warna bunga tak memudar meski ia terus dibasuh hujan

bunga justru berseri-seri tumbuh.

Maka pertemuan selain itu pun yakinlah tetap indah

meski perlu berkali-kali agar makna tampak.

Angin kemarau menjadikan kian dingin saat menanti

aku ingin meringkas jarak terlebih dulu demi menciptakan temu.

Walau aku mencintaimu di arah yang tetap menjadi rahasia.

dan mengagumimu sampai batas waktu tak kamu duga.

aku pun ingin kita segera bahagia.

kamu tak dapat berbohong jika memang nyaman denganku.

kedipan matamu seperti daun putri malu saat mengatup.

kamu selalu menoleh seperti lembut bunga matahari saat fajar bersinar.

maaf jika membuatmu gelisah oleh ketidakpastian ini.

Brebes, 16 November2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun