Mohon tunggu...
Dinar Febri Budiman
Dinar Febri Budiman Mohon Tunggu... Sales - Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Spritual, filsafat dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tafsir Hujan

23 Agustus 2023   11:47 Diperbarui: 23 Agustus 2023   12:04 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : imnhi.98

Deras hujan ialah sunyi dalam bentuk lain.

Saat turun kita termangu berteduh.

Memilih diam seperti bebatuan yang ia sentuh.


Aku harap hujan tak lekas reda.

Sebelum ada kesadaran yang tumbuh.

Bila terang manusia gemar menelisik pada gelap dosa sesamanya.


Biarkan hujan melumat ambisi.

Jika dibiarkan maka mereka ingin terus meninggi.

Nyaman bersemayam pada ilusi.

Masa depan hanya kabut abu-abu yang tak mampu diraba.

Bekasi, 23 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun