Mohon tunggu...
Dinar Febri Budiman
Dinar Febri Budiman Mohon Tunggu... Sales - Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Spritual, filsafat dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wujud Doa

5 April 2023   13:32 Diperbarui: 5 April 2023   13:37 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: tribunnews.com

Untuk tetap bersama kadang kita harus melewati benturan,

seperti air hujan datang kembali pada bumi.

Demi menjaga apa yang telah tumbuh kita rawat cinta ini di setiap musim.

Bagaimana jika pertemuan kita adalah titik temu dari waktu yang telah Tuhan susun sebelumnya?

Bagaimana jika sosok yang terlihat biasa mampu menjadi obat luka?

Bagaiman jika memang kita adalah wujud dari masing-masing doa?

Aku lebih mendengar bisik hati yang seirama detak jantung dari pada mengikuti akal bersama egonya.

Aku memilihmu sampai kita berada di pembaringan tepat di bawah teduh kemboja selamanya.

Bekasi, 5 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun