Mohon tunggu...
Dinar Febri Budiman
Dinar Febri Budiman Mohon Tunggu... Sales - Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Spritual, filsafat dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berbaring dengan Rindu yang Tidak Kamu Harap Lagi

14 Juli 2022   00:34 Diperbarui: 19 Juli 2022   13:55 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : kadinyazarlar

Setiap satu langkah kamu menjauh, dapat melemahkan detak jantungku.

Aku tak mampu membaca arah kemana kamu pergi? karena kamu pergi selembut angin.

Aku tersayat-sayat oleh waktu saat menunggu bila masih berharap kamu kembali.

Di sini aku terlelap oleh sakit yang ku tanggung sendiri,

berbaring dengan rindu yang tidak kamu harapkan lagi adanya.

Tuhan bolehkah langit itu di ganti dengan air untuk sekejap ? agar aku bisa melihat pantul wajahnya dari sini sebelum jasad ini dibenamkan pada bumi.

Aku mengimani setiap takdir pada lembaran-lembaran hari yang telah ku lalui.

Untuk bertahan aku hanya dapat mereguk air mataku sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun