Sumber foto : Moon.Lightiing (IG)
Jika pelangi itu mau berbagi warnanya padaku , aku akan tetap memilih warna abu-abu.
Aku sudah tidak peduli pada indahnya senja yang sering mereka puja, karena ketika senja pergi dia tidak pernah menjajikan cahaya apapun setelanhya.
Apalah arti hidup dari seseorang yang hanya mampu melihat dunia dari bingkai jendela, itupun jika tidak tertutup tirai.
Sudahilah kicauan kalian tentang semangat untukku, bisa saja sakit ini lebih nyaman dari pada sakit yang baru.
Biarkan aku bersembunyi dari cahaya seperti benih yang tak akan pernah tumbuh.
Justru ketika aku sakit, aku sulit untuk membenci orang lain karena yang ku benci adalah lemahnya diriku.
Bukankah itu lebih baik daripada hidup membusuk dengan hati yang penuh iri dan dengki saat bersaing di dunia luar sana.
Ranjang tempatku berbaring adalah miniatur surga bagiku meski ia tidak selalu wangi , setidaknya menjadi tempat untuk diriku menghindari benturan-benturan dalam hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H