Mohon tunggu...
Gaya Hidup Artikel Utama

Hidup dengan 850 Ribu Per Bulan, Sebuah Kisah Tak Masuk Akal

1 Agustus 2015   16:23 Diperbarui: 12 Agustus 2015   06:30 393257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya masih bisa beli speaker logitech yang high quality dan DVD writer merek Samsung yang harganya selangit. Padahal saya awalnya cuma melongo melihat harga kedua barang ini yang selangit dengan status gaji 850. Beberapa minggu kemudian kok malah bisa beli dua-duanya.

Saya bahkan bisa beli gitar baru yang mirip sama gitarnya Ariel Noah.

Dan lihatlah sekoper buku-buku yang masih sempet saya beli.

Dan masih banyak lagi.

Namun kebahagiaan yang paling besar adalah, saya memperoleh itu semua tanpa meminta uang dari orang tua. Sungguh ini merupakan pengalaman dan perjuangan yang tak terlupakan.

Saya tidak bermaksud untuk pamer. Saya hanya ingin menunjukkan bukti kebesaran Allah SWT bahwa apa saja yang dijanjikan oleh-Nya itu benar adanya, jika kita yakin dan manut. Jika Allah nyuruh kita sedekah, ya sedekah aja. Jika disuruh puasa ya puasa. Jika disuruh nggak pacaran ya jangan pacaran. Logikanya, Allah nyuruh gitu pasti Dia juga menjamin ada kesuksesan di balik itu. Kebanyakan kita itu ngeyelan, makanya hidupnya terkesan berat. Wong yang bikin hidup kita mudah itu Allah, kok malah ngeyel sama aturan Allah. Masalah ngeyel ini pernah saya bahas di postingan GregetnyaUmat Islam.

Bukti bahwa sedekah dapat melipatgandakan harta itu benar sekali. Bahkan saya sendiri saat menulis artikel ini lo masih bingung kok bisa sebegitu hebatnya yang saya peroleh ini.

Sampai saat ini, saya selalu menyisihkan 10 persen dari 850 ribu untuk disedekahkan. Entah bagaimana pun caranya pokoknya minimal 80 ribu harus habis disedekahkan dalam sebulan.

Pernah suatu ketika, sata benar-benar sedang ludes. Dompet saya isinya cuman 2 lembar: 10 ribu 1 lembar, dan 5 ribu 1 lembar. Saat itu hari Jumat, pasti ada kotak infaq yang dikelilingkan saat sholat Jumat. Berhubung sudah menjadi habit, rasanya tidak enak kalau tidak memasukkan uang ke dalamnya. Kalau saya masukin 10 ribu, berarti saya hanya punya 5 ribu. Naik busway 3.500, hanya sisa 1.500 di dalam dompet, apa nggak bahaya pergi cuman bawa uang segitu? Tapi kalau saya ngasih 5 ribu, berarti saya meremehkan sedekah, soalnya yang dipilih kok malah justru duit yang nilainya rendah. Daripada pusing, langsung saja saya masukan 10 ribunya.

Setelah sholat Jumat, saya dipanggil kepala seksi kantor, diminta untuk ke Kantor Pusat buat ngurus proyek pembuatan website kantor. Lalu dibikinin deh Surat Perjalanan Dinas (SPD). Akhirnya saya ke Kantor Pusat sekalian pulang naik taksi yang dibayarin. Habis dari kantor pusat, saya diajak mampir ke restoran, ditraktir! Sudah berapa duit itu? Lebih dari 10 ribu kan? Plus besoknya dapat uang perjalanan dinas 100 ribu. Subhanallah.

Keajaiban sedekah lainnya, saya mendadak dapat telpon dari rumah, rupanya cerpen saya yang saya ikutkan di kompetisi online masuk di juara favorit. Dapet sertifikat dan hadiah yang lumayan nilainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun