Mohon tunggu...
Gaya Hidup Artikel Utama

Hidup dengan 850 Ribu Per Bulan, Sebuah Kisah Tak Masuk Akal

1 Agustus 2015   16:23 Diperbarui: 12 Agustus 2015   06:30 393257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan masalah mendorong kapalnya yang luar biasa di sini. Tapi bagaimana Al Fatih bisa untuk mendapatkan ide untuk menyerang Konstantinopel dari arah gunung itulah sebuah rezeki dan rahmat dari Allah yang luar biasa. Kuncinya adalah, beliau selalu memperingatkan kepada pasukannya jangan sampai ada yang bermaksiat satu pun, karena maksiat dapat menghalangi rahmat Allah, dan beliau mengerahkan pasukannya untuk berpuasa.

Maka dari itu, kadang-kadang saya pun sering mendapat ide-ide yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Misalnya, membuka jasa edit foto. Itu ide yang menurut saya sangat konyol. Jadi ceritanya secara mendadak instansi saya meminta pas foto dengan memakai jas. Otomatis banyak anak yang tidak mungkin punya jas, apalagi untuk beli pasti mahal dengan gaj yang baru segitu. Kalau mau foto studio pun mahal bisa sampai 20 ribu. Ya saya buka jasa edit foto saja, saya pasangin jas di fotonya yang lama. Saya pasang tarif 5 ribu-10 ribu perfoto.

Memang harus ada pengorbanannya, sempat saking banyaknya orderan dan deadline saya tiap hari tidur jam 11 dan bangun jam 4. Dan selama bangun itu langsung ngedit foto lagi.

Lalu...........

Apakah dengan pola hidup seperti ini hidup saya jadi monoton dan tak ada kebahagiaan sama sekali seperti manusia normal? JELAS TIDAK.

Saya juga bermain dengan teman-teman untuk melepas penat.

Saya juga masih bisa karaokean.

Saya juga masih bisa makan di restoran bareng-bareng.

Saya juga bisa beli pakaian dan seragam baru.

Setiap pulang ke rumah Semarang, saya justru tidak pernah naik kereta ekonomi lo, minimal bisnis, seringnya malah eksekutif yang harganya 300 ribuan karena lebih cepat sampai lebih banyak waktu bertemu orang tua. Karena orang tua adalah segalanya. Saya yakin, kesuksesan saat ini tidak akan diperoleh tanpa doa orang tua. Bisa pulang ke rumah untuk sekedar nyapu ngepel dan bantuin orang tua nyuci baju di rumah nilainya lebih baik daripada apa pun yang saya dapatkan saat ini di Jakarta.

Saya malah kadang nyuci pakaian di londrian karena terlalu capek, padahal itu bayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun