Mohon tunggu...
Gaya Hidup Artikel Utama

Hidup dengan 850 Ribu Per Bulan, Sebuah Kisah Tak Masuk Akal

1 Agustus 2015   16:23 Diperbarui: 12 Agustus 2015   06:30 393257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Top Itthipad dan Merry Riana mengorbankan waktu bermain di usia muda mereka untuk bekerja. Di filmnya berjudul Top Secret, ada sebuah adegan dimana anak muda seusia Top bisa berjalan dengan santai sambil dengerin mp3, sedangkan Top harus berjalan dengan berkeringat menggendong sekarung kacang untuk berdagang.

Jadi sebenarnya yang membuat seseorang kaya atau tidak itu bukan perkara kerjanya sebagai PNS atau Pengusaha, tapi masalah habitnya. Saya pernah menjelaskan secara gamblang perbedaan habit keduanya di artikel saya berjudul PNS versus Pengusaha, Mana yang Lebih Sukses.

Maka mengapa saya tidak meniru kebiasaan mereka?

Saya punya banyak koleksi film dari teman. Tapi sampai sekarang belum pernah saya tonton. Bahkan, film Dispecable Me pun saya belum nonton lo! Padahal saya punya dari yang pertama dan kedua. Karena pas saya mau nonton film itu, saya pasti kepikiran apakah ada dampak positifnya buat saya ke depan. 1. Apakah ada duitnya? 2. Apakah ada pahalanya? Memang lebay, tapi itu adalah salah satu faktor saya bisa bertahan dengan gaji 850 per bulan.

Saya ganti kegiatan saya yang harusnya bisa dipakai untuk nyantai dengan hal yang lebih bermanfaat. Karena mindset saya sebenarnya kesenangan itu akan terakumulasi. Kalau kita bersenang-senang sekarang, suatu saat nanti kita pasti akan merasa bersusah susah. Tapi kalau bersusah-susah sekarang, maka kesenangannya nanti akan menumpuk dibelakang seperti menanam benih. Dan mumpung saya masih muda, saya ingin bekerja keras dulu di usia yang muda, seperti Top dan Merry tadi. Mereka berdua rata-rata menggunakan waktu sehari untuk bekerja selama 18 jam.

Kebetulan saya gemar di bidang komputer, musik dan sastra. Maka saya mulai pontensikan kegemaran saya itu untuk menghasilkan karya yang bermanfaat. Saya mencoba menulis buku, saya mengarang lagu dan mencoba mengaransemen, saya mengikuti lomba sastra online yang iming-iming hadiahnya besar, lomba bikin puisi, lomba nulis cerpen, saya juga kadang ikut lomba kompetisi blog. Itulah hal-hal yang saya lakukan untuk mengisi waktu luang saya.

Ada sebuah hadits yang menyebutkan bahwa Allah SWT amat membenci orang yang terlalu banyak makan dan terlalu banyak tidur. Dengan kata lain berarti yang sedikit makan dan sedikit tidur akan lebih disayang. Dan kalau disayang maka akan lebih sering diberi pertolongan. 

Itulah alasan yang sangat kuat mengapa saya setiap makan hampir tidak pernah lauk daging. Lebih seringnya pakai lauk gorengan. Total pengeluaran makan saya sehari maksimal 20 ribu, lebih seringnya ngga sampai.

Makan ngga pakai daging, apa bisa kenyang? Tidak. Tapi justru Rasulullah menyarankan kita agar berhenti makan sebelum kenyang.

Makan ngga pakai daging, daging kan menyehatkan? Iya sehat sekarang, tapi terakumulasi sakitnya besok di usia tua. Lebih menyehatkan daun-daunan dan sayur. Ayah saya sejak kecil jarang sekali makan daging, tapi sampai usia sekarang beliau tidak pernah sakit yang aneh-aneh. Jika ada dua pilihan lauk: daging dan sayur, dan hanya boleh memilih salah satu, maka ayah akan memilih sayur. Saya lebih percaya kepada kata-kata ucapan ayah daripada kata-kata dari iklan daging olahan yang bentuknya lonjong.

Banyak yang bilang kalau nanti gajinya sudah banyak apa yo mungkin makan sesederhana itu? Jawaban saya ada di Surah At Takasur: bahwa menjadi kaya itu tidak dilarang, tapi pola hidup harus tetap sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun