Mohon tunggu...
Dinariya
Dinariya Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Selalu haus pengalaman dan lapar ilmu pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Motivasi Hidup Menghilang? Bisa saja Kamu Alami Mental Rut, Ini Solusinya!

8 Juli 2024   13:58 Diperbarui: 8 Juli 2024   13:59 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam keseharian tak dapat dipungkiri bahwa masalah selalu ada. Misalnya saja tuntutan pekerjaan ataupun berbagai tugas dan ujian bagi para pelajar. Hal ini tak jarang membuat kita akan merasa stres dan kurang bersemangat. Hal ini wajar karena masalah adalah hal yang tidak bisa kita kendalikan dan bisa datang kapan saja.

Namun, ada keadaan dimana kita sering merasa stuck dengan hidup, tidak termotivasi bahkan merasa tidak memiliki tujuan. Nah, hal ini tak hanya karena stres tetapi sudah menganggu mental kita. Keadaan ini bisa dikatakan dengan istilah mental rut. Melalui kanal Youtube Better than Yesterday, mental rut ini bisa terjadi karena ekspektasi kita yang terlalu tinggi dalam mencapai tujuan. Karena itu kita bekerja terlalu kerasa dan pada akhirnya akan tak termotivasi ketika hasilnya tidak sesuai.

Jika sudah berkaitan dengan mental susah memang untuk mengatasinya. Namun bukan berarti mustahil karena kita masih bisa kembali termotivasi saat mengalami mental rut. Nah, berikut ini beberapa tips yang dapat diterapkan jika kamu tengah mengalami mental rut.

  • Beri waktu untuk beristirahat

Bekerja terlalu keras menjadi salah satu penyebab mental rut, terlebih lagi jika hasil kurang sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, memberi jeda bagi diri sendiri akan sangat membantu mengembalikan motivasi. Terima apa yang kita alami saat ini, belajar dari beberapa kegagalan yang membuat kita kehilangan motivasi. Selanjutnya biarkan kita beristirahat untuk mempersiapkan menuju langkah selanjutnya.

  • Break bukan berarti membuang waktu

Salah satu pemikiran yang membuat kita bekerja terlalu keras adalah istirahat yang diartika sebagai membuang waktu. Padahal bekerja terlalu keras membuat kita memforsir diri tanpa mempedulikan kondisi mental kita. Nah, mulai sekarang tak ada salahnya memberi waktu untuk beristirahat asalkan tidak terlalu memakan waktu. Beristirahat akan membuat kita lebih rileks dan membuat kita produktif kedepannya.

  • Berolahraga

Tak dapat dipungkiri bahwa kesehatan badan akan sangat mempengaruhi kesehatan mental. Maka olahraga bisa menjadi salah satu alternatif untuk menembalikan motivasi dan semangat hidup. Hal ini karena melalui olahraga tubuh akan melepaskan hormon untuk membuat suasana hati lebih baik.

  • Tegaskan tujuan yang akan dicapai

Tak ada yang bisa memahami dengan baik selain kita sendiri. Maka terus beri motivasi dan semangat pada diri sendiri untuk memperbaiki mental rut yang kita alami. Tegaskan lagi apa yang akan kita capai dan bagaimana meraihnya. Lihat dari berbagai sisi apa yang perlu kita perbaiki sehingga kita akan lebih berhati-hati kedepannya.

  • Mulai lagi

Inilah saatnya kita kembali ke tujuan yang akan diraih dengan persiapan yang lebih baik lagi. Mulai terapkan strategi baru dengan perlahan. Tentunya setelah kita benar-benar siap dengan motivasi yang lebih daripada sebelumnya. Tak harus tergesa karena ibaratnya tubuh kita baru pulih dari keadaan buruk sebelumnya.

Berbagai permasalahan mental seperti mental rut ini memang bisa terjadi kapan saja. Akan tetapi masih kita perbaiki asalkan kita mau bergerak maju. Pada dasarnya mental rut ini terjadi karena kita terlalu memforsir diri. Jadi sebaiknya rencakan dengan sebaik-baiknya dengan tetap memperhatikan kondisi mental terhadap apa yang akan dihadapi.

https://youtu.be/PkXeERCNYVo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun