Kehilangan: Kehilangan orang tua, saudara, atau orang terdekat dapat menyebabkan trauma emosional yang mendalam.
Kecelakaan atau Bencana: Pengalaman traumatis, seperti kecelakaan, bencana alam, atau situasi berbahaya lainnya, dapat memicu gangguan emosional.
4. Faktor Sosial
Bullying: Anak yang menjadi korban bullying di sekolah atau lingkungan sosial lainnya dapat mengalami gangguan emosional, seperti kecemasan, depresi, atau rendah diri.
Isolasi Sosial: Kurangnya interaksi sosial dan dukungan dari teman sebaya dapat menyebabkan perasaan kesepian dan depresi.
5. Faktor Pendidikan
Tekanan Akademis: Tekanan untuk berprestasi di sekolah dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Anak-anak yang merasa tidak mampu memenuhi harapan akademis mungkin mengalami gangguan emosional.
Lingkungan Sekolah yang Negatif: Lingkungan sekolah yang tidak mendukung atau penuh konflik dapat mempengaruhi kesehatan emosional anak.
Tanda dan Gejala Gangguan dalam Perkembangan Sosial Emosional
Kesulitan dalam Berinteraksi Sosial
Anak yang mengalami gangguan dalam perkembangan sosial emosional mungkin menunjukkan kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau orang dewasa. Mereka mungkin tampak canggung dalam situasi sosial, menghindari interaksi, atau kesulitan memahami norma sosial.
Masalah Mengelola Emosi
Anak yang mengalami gangguan ini mungkin kesulitan dalam mengelola emosi mereka. Mereka dapat menunjukkan reaksi emosional yang berlebihan, seperti kemarahan atau kecemasan, atau sebaliknya, tampak datar dan tidak menunjukkan emosi sama sekali.
Perilaku Agresif atau Menarik Diri
Beberapa anak mungkin menunjukkan perilaku agresif, seperti memukul atau berteriak, sebagai cara untuk mengekspresikan frustrasi atau ketidakmampuan mereka untuk berkomunikasi. Di sisi lain, anak-anak lain mungkin menarik diri dari interaksi sosial dan lebih memilih untuk bermain sendirian.
Kesulitan dalam Membentuk Hubungan