Mohon tunggu...
Dinari Kirana
Dinari Kirana Mohon Tunggu... Freelancer - Certified Breathwork Facilitator

Praktisi trauma healing dengan menggunakan teknik napas (Breathwork), yang juga memiliki sertifikasi Yoga, Intuitive coaching dan Energi healing. Pribadi yang eksploratif dengan beragam latar belakang keilmuan: Biologi dari Universitas Indonesia, Management dan Philosophy and Islamic Mysticism.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Haji: Ziarah Hati

16 Juni 2024   13:08 Diperbarui: 16 Juni 2024   14:16 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haji  memiliki akar kata dari bahasa Arab "ajj", berarti "untuk mengatasi dengan argumen, untuk meyakinkan, untuk maju, untuk bertindak dengan suatu tujuan." Secara sederhana, ibadah haji dipahami sebagai perjalanan simbolis menuju Tuhan, di mana seorang pencari Tuhan meninggalkan orang-orang yang dia cintai bersusah payah dalam perjalanan ini. Pada waktu yang ditentukan mereka yang mengunjungi Ka'bah, wukuf di padang Arafah serta melakukan penyembelihan kurban.

Haji adalah sebuah perjalanan yang bertujuan untuk mengingatkan perjalanan batin. Ibnu Arabi menafsirkan ritual ziarah sebagai pengabdian batin kepada Tuhan sepanjang perjalanan kehidupan.  Bagi Ibnu Arabi, Mekah adalah dada dan Ka'bah adalah hati yang terkandung di dalamnya. Monumen suci (al-mash'ar al-haram) adalah fakultas batin di mana Tuhan harus diingat dan di mana keindahan-Nya dapat dilihat. Adapun mengingat Allah di stasiun ziarah spiritual ini, Ibn Arabi mengatakan, "Ini adalah penyaksian (mushahadah).

Setiap ritual haji memiliki simbolnya sendiri.  Bagi saya, ritual haji adalah pengingat bagi kita. Hati adalah organ batin kita yang harus kita murnikan dan setiap saat kita harus mengingat Tuhan hingga akhirnya  Dia membimbing kita ke zikr (ingatan) esensi Ilahi yang merupakan kesaksian esensi di mana semua hal lain dihapuskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun