Mohon tunggu...
Dinari Kirana
Dinari Kirana Mohon Tunggu... Freelancer - Certified Breathwork Facilitator

Praktisi trauma healing dengan menggunakan teknik napas (Breathwork), yang juga memiliki sertifikasi Yoga, Intuitive coaching dan Energi healing. Pribadi yang eksploratif dengan beragam latar belakang keilmuan: Biologi dari Universitas Indonesia, Management dan Philosophy and Islamic Mysticism.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berkenalan dengan Ibn Arabi

24 April 2024   21:29 Diperbarui: 24 April 2024   21:38 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang teman bertanya,"Siapakah Ibn Arabi ?"  Ternyata tidak mudah menjawab pertanyaan ini dengan singkat dan jelas.  Berbeda dengan Al-Gazali yang namanya serta karyanya lebih dikenal luas oleh masyarakat, tidak semua orang pernah mendengar dan mengenal pemikiran Ibn Arabi.

Nama lengkapnya Muhammad Ibnu Ali ibnu Muhammad Ibnu 'Arabi al Tha'i al Hatimi (1165--1240), lebih dikenal dng Ibn Arabi.  Beliau tidak hanya dikenal sebagai filsuf muslim, tradisi sufi memberinya gelar Muhyiddin atau al-Syekh al-Akbar, Guru Besar, sebuah gelar yang dipahami bahwa tidak ada orang lain yang telah atau akan dapat membongkar makna multi-dimensi dari sumber-sumber tradisi Islam dengan detail dan mendalam.

Pemikiran Ibn Arabi yang bercorak rasional transcendental yang lebih dikenal sebagai filsafat mistis adalah perpaduan antara unsur filsafat dan tasawuf.  Dari segi epistemologi, sufisme atau tasawuf adalah hasil dari proses mujahadah (mengekang hawa nafsu), musyahadah (pandangan batin) dan intuisi. Sedangkan filsafat adalah hasil dari cara kerja akal (logika) dan argumentasi yang kuat. Keduanya mempunyai obyek yang sama yakni eksistensi Tuhan, manusia dan perilakunya serta alam dan isinya.

Karya Ibn Arabi sangat beragam, karya utamanya yang dikenal secara luas adalah Fusus Al-Hikam dan Futuhat Al-Makiyyah.  Fusus Al-Hikam, terdiri dari 27 bab, setiap bab mengajarkan tentang kebijaksanaan yang dimiliki setiap nabi, dimulai dari nabi Adam dan ditutup dengan Nabi Muhammad.  Futuhat Al-Makiyyah berisikan tentang tafsir atas Al Quran, hadist serta prinsip-prinsip metafisika dan ajaran-ajaran spiritual sufi.

Ibn Arabi sangat dikenal dengan konsep Wahdatul Wujud, yang mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang wujud kecuali Tuhan. Segala yang ada selain Tuhan adalah penampakan lahiriah dari-Nya. Keberadaan makhluk tergantung pada keberadaan Tuhan atau berasal dari Wujud ilahiah. Manusia yang paling sempurna adalah perwujudan penampakan diri Tuhan yang paling sempurna. Oleh sebagian ulama pemikiran ini dianggap sebagai pemikiran yang kontroversial.

Membaca dan memahami karya-karya Ibn Arabi tidaklah mudah.  Berikut ini sebuah kutipan yang menjadi favorit saya berasal dari karyanya yang berjudul Terjuman Al- Asywaq:

"I Follow the Religion of Love"

O Marvel! a garden amidst the flames.

My heart has become capable of every form:

it is a pasture for gazelles and a convent for Christian monks,

and a temple for idols and the pilgrim's Kaa'ba,

and the tables of the Torah and the book of the Quran

.I follow the religion of Love: 

whatever way Love's camels take,that is my religion and my faith.

Serta sebuah kutipan dari Futuhat Al-Makiyah untuk menjadi bahan perenungan:

"We empty our hearts of reflective thinking, and we sit together with God (al-Haqq) on the carpet of adab and spiritual attentiveness (murqaba) and presence and readiness to receive whatever comes to us from Him - so that it is God who takes care of teaching us by means of unveiling and spiritual realization. So when they have focused their hearts and their spiritual aspirations (himam) on God and have truly taken refuge with Him - giving up any reliance on the claims of reflection and investigation and intellectual results - then their hearts are purified and open. Once they have this inner receptivity, God manifests Himself to them, teaching them and informing them through the direct vision of the inner meanings of those (obscure scriptural) words and reports, in a single instant."

Mudah-mudahan dua kutipan singkat ini dapat menjadi bahan perenungan serta menginspirasi kita untuk terus mempelajari dan mendalami karya Ibn Arabi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun