Mohon tunggu...
Dinar Nur Asyifa
Dinar Nur Asyifa Mohon Tunggu... Full Time Blogger - writer

var sc_project=12494031; var sc_invisible=1; var sc_security="97f08a47"; var sc_https=1; var sc_remove_link=1;

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Pekerjaan Rumah" Seiring Bertambahnya Usia

7 Agustus 2020   12:00 Diperbarui: 7 Agustus 2020   12:16 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semakin bertambah usia, tak bisa dipungkiri, pikiran-pikiran yang terlintas dalam otak kian hari kian "berisik", mulai dari pertanyaan dasar dalam hidup, hingga yang mendalam sampai ke akarnya.

                Dulu saat kecil, waktu luang dan hari libur adalah dua hal paling membahagiaka dalam hidup. Bagaimana tidak, waktu luang, seringkali aku gunakan untuk menatap layar laptop berjam-jam, bukan, bukan untuk mengerjakan sesuatu yang produktif, melainkan menonton seri kesukaan yang sudah lama ditunggu. Iya, itu dulu. Dulu, rasanya sangat nyamamn bila diri ini tidak dihadapi oleh beban ataupun yang lainnya, rasanya hidup ini bebas dan nyaman sekali.

                Tapi, semuanya berubah seiring berjalan waktu, aku mulai tidak nyaman dengan semua ini, tidak nyaman dengan rasa "aman" yang sedang dinikmati. Rasa aman yang lambat laun bisa melalaikan.

                Hati pun gelisah, gundah, tak tentu arah, ada apa sebenarnya. Kupikir aku hanya sedang melewati fase quarter life crisis, hal wajar yang pasti menimpa sebagian atau bahkan seluruh manusia di muka bumi ini, namu rasanya tak sekedar itu.

                Aku resah, seperti banyak yang terlintas di dalam otak, mampir dengan kecepatan kencang dan menembus lalu lintas pikiran. " Bisakah aku lebih bermanfaat bagi banyak orang?".

                Kalimat yang paling sering menghantui, tatkala semakin dewasa, orientasi hidup kini tak lagi bisa hanya untuk diri sendiri. Bagaimana bisa aku nyaman berselonjoran kaki di atas kasur empuk sambil menatap ponsel pintar dengan tontonan seru, melainkan di luar sana anak seusiaku sedang banting tulang mencari rezeki demi sesuap nasi?. Hei, sadarkah kamu?.

                Tidak, itu tidak salah, itu adalah nikmat yang bisa kita syukuri, sekaligus kenyamanan yang bisa membunuh secara perlahan.

                Ada yang bilang " Semakin banyak ilmu yang kamu pelajari, kau akan semakin merasa tidak tau apa-apa". Dan menurutku ini sangat benar adanya. Rasanya sedikit sekali ilmu yang kupelajari dan semakin banyak "Pekerjaan Rumah" yang harus kupelajari.

                Baik PR duniawi maupun tidak duniawi. Dan yang perlu diingat dengan baik, PR tidak duniawi lah yang penting didalami, karna itu yang akan menjadi amal dan bekal kita untuk di akhirat nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun