Mohon tunggu...
Dinara Safina
Dinara Safina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dinara Safina nama lengap saya, semua orang memanggil saya Ina. Dari kecil, saya suka sekali menyanyi, menulis, dan traveling. Hingga saat ini saya menjadikan musik dan jalan-jalan sebagai penghilang stres. Bagi saya, bepergian keluar mencari sesuatu yang baru ditemani dengan lantunan musik yang syahdu memiliki kekuatan emosional yang jiwa saya merasakan tingkat relax yang tinggi. Di samping itu, saya suka menulis sesuatu yang memiliki makna, baik itu tentang diri saya, keluarga, ataupun orang tersayang. So, enjoy reading my article! All the love. I

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Hubungan antara Barbie dengan Vietnam?

9 Juli 2023   16:05 Diperbarui: 9 Juli 2023   16:19 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film Barbie Garapan Warner Bros yang akan tayang pada 21 Juli 2023 menjadi film live action pertama setelah adanya film animasi. Sinopsis Film Barbie Diawali dengan kehidupan di Barbie Land yang menyenangkan. Namun, tiba-tiba barbie memutuskan untuk pergi ke dunia manusia ditemani oleh Ken. 

Secara umum, memang sinopsis tersebut tidak menyinggung topik yang berat, namun di negara Vietnam film yang didominasi warna pink ini di banned dan tidak bisa ditayangkan. Kepala Departemen Perfilman Vietnam mengatakan "Kami tidak memberikan lisensi untuk film Amerika 'Barbie' untuk rilis di Vietnam, karena memuat gambar nine-dash line (sembilan garis putus-putus) yang dirasa sangat sensitif bagi pemerintah Vietnam".

Hal ini membuktikan bahwa isu nine-dash line masih sangat sensitif di Asia Tenggara khususnya Vietnam. Namun apakah sebenarnya nine-dash line itu?

nine-dash line adalah sembilan garis putus-putus yang berdasar pada historis China, bahwa wilayah China Selatan merupakan milik China.

Cina terus-menerus mengungkapkan klaimnya, terutama sejak Malaysia, Filipina, dan Vietnam mulai mengajukan klaim mereka sendiri atas sebagian Laut Cina Selatan, yang tumpang tindih dengan nine-dash line. Pemerintah China tidak pernah secara eksplisit menjelaskan apa yang dimaksud dengan klaim tersebut.

Sehingga China melanggar Hukum Internasional, yang terdapat pada Konvensi PBB tentang Hukum Laut atau United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS).

Pemerintah China telah melakukan banyak hal untuk mengklaim Laut Cina Selatan, diantaranya: 

1. Terus menerbitkan peta yang menunjukkan klaim nine-dash line,  

2. Mengeksploitasi cadangan minyak dan gas maritim di Laut China Selatan,

3. Membangun pulau buatan di wilayah Laut China Selatan, dan

4. Mengganggu nelayan Vietnam dan nelayan asing lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun