Mohon tunggu...
Dinara FalifNovfitri
Dinara FalifNovfitri Mohon Tunggu... Insinyur - S1 PWK
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

191910501078

Selanjutnya

Tutup

Money

Wisata Bahari: Bangsring Underwater

29 Oktober 2019   15:36 Diperbarui: 29 Oktober 2019   16:05 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyuwangi adalah salah satu kabupaten yang berada pada provinsi Jawa Timur, terkenal dengan sebutan Kota Gandrung dan Sunrise Of Java. Terletak pada ujung Provinsi Jawa Timur sekaligus sebagai kabupaten paling ujung dari Pulau Jawa yang berbatasan dengan Pulau Bali yang dipisahkan oleh Selat Bali. Pada bagian utara, Banyuwangi berbatasan darat dengan Kabupaten Situbondo. Pada sebelah barat berbatasan darat dengan Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso. Pada bagian selatan Banyuwangi terdapat Samudra Hindia. Pada bagian timur berbatasan dengan Selat Bali.

Kota Banyuwangi cukup terkenal akan potensi pariwisatanya. Pariwisata sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan manusia berupa melakukan perjalanan  ke suatu tempat dimana tempat tersebut berada diluar lingkungan sehari - harinya. Terbukti pada setiap tahunnya banyak wisatawan asing  dan wisatawan domestik yang berkunjung ke Banyuwangi. 

Hal itu cukup membuat Banyuwangi lebih dikenal oleh masyarakat luas. Strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Banyuwangi ialah dengan mengadakan beberapa acara selama setahun. Acara - acara tersebut  menampilkan kebudayaan masyarakat Banyuwangi yang notabene adalah Suku Osing dan tidak ketinggalan juga mempromosikan keindahan alam Banyuwangi. Terhitung selama tahun 2018 sudah terselenggara kurang lebih 78 acara di Banyuwangi. Dengan angka menyentuh hampir delapan puluhan tentu menjadi potensi besar bagi Banyuwangi dalam mengepakkan sayapnya di bidang pariwisata.

Banyuwangi memiliki wilayah yang cukup beragam, dari dataran tinggi hingga dataran rendah. Dataran tinggi yang terdapat di Banyuwangi contohnya adalah Dataran Tinggi Ijen yang biasa disebut dengan Gunung Ijen (2.386 mdpl) yang terkenal dengan blue fire yang hanya ada dua di dunia (Islandia dan Indonesia) dan kawahnya yang digunakan untuk mengambil bongkahan belerang. 

Banyuwangi juga memiliki sebanyak cagar alam yang dilindungi yaitu Taman Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Alas Purwo dimana pada kedua tempat tersebut terdapat beragam jenis satwa yang dilindungi. Letak Banyuwangi yang berada paling ujung memiliki kawasan pantai yang tidak sedikit. 

Seperti yang terkenal ialah Pantai Pulau Merah, Teluk Ijo serta daerah BUNDER (Bangsring Underwater).  Dengan kondisi seperti ini, tentunya menunjang potensi SDA yang dapat dijadikan sebagai pariwisata di Banyuwangi. Seperti BUNDER (Bangsring Underwater) adalah pariwisata yang cukup berhasil dalam pengembangan suatu kawasan pariwisata yang tidak terlepas dari peran masyarakat sekitar dan peran pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang gencar dalam mempromosikan BUNDER.

Bangsring terletak di Kecamatan Wongsorejo, kawasan ini awalnya adalah kawasan yang kaya akan sumber daya lautnya baik ikan hasil tangkapan dan ikan hias maupun keragaman terumbu karangnya. Namun hal itu tidak bertahan lama. 

Ketidakbijaksanaan nelayan dalam penangkapan ikan menggunakan bahan peledak dan racun membuat ekosistem laut Bangsring sedikit demi sedikit menjadi rusak dan berakibat pada kehancuran ekosistem. Ikan-ikan yang biasanya melimpah menjadi sedikit serta kerusakan juga terjadi pada sebagian terumbu karang akibat pengambilan terumbu karang secara rakus. 

Hal ini berakibat pada tahun-tahun selanjutnya berupa produktifitas nelayan Bangsring melemah. Dengan kondisi perekonomian yang juga turut melemah membuat sekelompok nelayan tidak bias tinggal diam, akhirnya mereka mengadakan pertemuan yang membahas masalah kerusakan ekosistem Bangsring. Pada pertemuan kali itu menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan sebuah kelompok yang bertujuan untuk memulihkan perairan Bangsring diberi nama Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudra Bakti yang disingkat sebagai KNIH-SB.

KNIH-SB memiliki struktur kepengurusan dengan diketuai oleh Ikhwan Arief. Awal kegiatan KNIH-SB ini yaitu melakukan sosialisasi kepada para nelayan sekitar agar tidak menangkap ikan menggunakan racun dan bom ikan namun menggunakan alat tangakap yang ramah lingkungan salah satunya adalah dengan menggunakan jaring. Namun solusi yang diberikan oleh KNIH-SB tersebut mendapat penolakan dan bahkan mendapat cemoohan dari para nelayan. 

Dengan upaya yang terus menerus dilakukan oleh sekelompok nelayan yang tergabung dalam KNIH-SB membuat para nelayan sekitar yang tidak termasuk dalam kelompok menjadi sadar akan pentingnya ekosistem laut mereka. Lambat laun anggota KNIH-SB semakin bertambah. Agenda -- agenda yang dilakukan antara lain transplantasi terumbu karang, pembuatan terumbu karang buatan dari semen (beton) dan penanaman pohon cemara di kawasan pantai. 

Upaya -- upaya yang dilakukan berhasil membenahi kawasan Bangsring yang dulunya rusak. Kawasan Bangsring sekarang menjadi kawasan konservasi bahari sehubungan dengan pulihnya keadaan laut Bangsring. Kini laut bangsring tidak kosong lagi, banyak ikan hias serta terumbu karang kecil -- kecil yang mendiami laut Bangsring. Kegiatan dari KNIH-SB terus berkembang dengan diberdirikannya rumah apung yang bersebelahan dengan penangkaran Ikan Hiu. 

Terkait dengan hal ini, Bangsring tentu menjadi kawasan yang berpeluang besar untuk dijadikan kawasan pariwisata. Pada awalnya nelayan sekitar menolak Bangsring untuk dijadikan sebagai tempat pariwisata karena dikhawatirkan jika menjadi tempat wisata menjadikan ekosistem laut Bangsring rusak kembali karena tidak semua orang sadar akan keselamatan ekosistem laut. 

Namun melalui sosialisasi mengenai konsep ecotourism yang berbasis pada kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan warga setempat akhirnya para nelayan yang awalnya menolak menjadi mendukung karena melalui terbukanya pariwisata di Bangsring dapat mendatangkan beberapa dampak positif salah satunya adalah menjadikan ekonomi masyarakat sekitar menjadi naik. 

Dapat dilihat sekarang fasilitas yang terdapat di wisata BUNDER semakin melebar dengan dibukanya bananaboat dan akses langsung dengan perahu menuju Pulau Tabuhan. Melalui upayanya dalam mengangkat citra Bangsring, nelayan Samudra Bakti mendapat penghargaan Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup tahun 2017. 

Sampai sekarang Bangsring menjadi wisata yang cukup menjadi pusat perhatian di Kabupaten Banyuwangi. Kini Bangsring bukan hanya diandalkan untuk hasil tangkapannya namun juga pariwisatanya. Disana pengunjung dapat berenang dengan para ikan hiu atau melalukakn aktifitas snorkeling melihat pemandangan bawah laut Bangsring. Pada sekitar pintu masuk juga sudah tersedia warung-warung milik warga sekitar yang menjual berbagai macam makanan. Dengan dibukanya wisata BUNDER ini mampu mendorong ekonomi warga sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun