Mohon tunggu...
Dinara Falif
Dinara Falif Mohon Tunggu... Lainnya - Perencanaan Wilayah dan Kota

191910501078

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengulik Potensi UMKM Desa Pondokjoyo bersama Mahasiswa KKN Kolaboratif Universitas Jember

31 Juli 2022   13:03 Diperbarui: 31 Juli 2022   13:05 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Universitas Jember mengadakan KKN kolaboratif TA 2021/2022 bekerja sama dengan 13 perguruan tinggi se kabupaten jember, yang secara resmi dilepas pada sabtu (23 juli 2022)  bertempat di alun-alun kabupaten jember. Penempatan KKN kolaboratif ini disebar di seluruh daerah jember.

Kelompok KKN 116 sendiri mendapat penempatan lokasi di desa Pondok Joyo, Kecamatan Semboro, yang dipimpin oleh bapak kepala desa Didik Saenulla. Desa Pondok Joyo termasuk wilayah desa yang memiliki wilayah pertanian luas sebesar 439 ha dari 578,5 ha dari wilayah keseluruhan desa. Oleh sebab itu, mata pencaharian mayoritas masyarakat di desa Pondok Joyo adalah sebagai petani padi.

Sambutan hangat diterima oleh kelompok KKN 116 dari perangkat desa di balai desa, kelompok kami melakukan koordinasi terkait potensi desa yang dimiliki, dan memiliki peluang untuk dikembangkan. Koordinasi ini dilakukan dengan perangkat desa dan para masyarakat sekitar.

Dokpri
Dokpri

Selain itu, kelompok KKN 116 juga melakukan survey lokasi wilayah desa untuk mengetahui kondisi eksisting desa Pondok Joyo mulai dari kondisi lingkungan, masalah, potensi serta batas-batas tiap RW yang ada di 2 dusun (Dusun Pondok Rampal dan Dusun Songon) Kemudian, kami juga menemui beberapa UMKM yang terdapat di desa pondok joyo, salah satunya yaitu UMKM kerupuk singkong.

UMKM kerupuk singkong yang dijalankan salah satu warga RW 13 ini telah berjalan selama 18 tahun. Dengan bahan baku utama yang digunakan adalah singkong. Dalam pengelolahannya juga masih menggunakan cara tradisional, seperti menggunakan tungku kayu bakar dalam mengukus singkong yang telah dihaluskan. 

Untuk pemasaran produk ini ada di beberapa pasar terdekat, meskipun demikian permintaan pasar terhadap produk ini cukup besar. Kerupuk singkong ini sebenarnya merupakan potensi yang baik untuk dikembangkan mengingat pasar dari krupuk singkong ini sendiri sudah ke beberapa wilayah, namun kendala yang ditemui ada pada bahan baku  dan alat pengolahan. 

Bahan baku utama yaiu singkong selama ini memasok dari pengepul dan di Desa Pondokjoyo sendiri lahan yang digunakan untuk menanam singkong masih minim sehingga hasil panen singkong tidaklah terlalu besar. 

Untuk kendala kedua yaitu berada pada ketersediaan alat. UMKM kerupuk singkong ini sendiri telah memiliki alat produksi  dalam proses pengolahan singkong menjadi kerupuk, namun apabila produksi kerupuk singkong dalam jumlah besar, masih membutuhkan alat tambahan yang dapat mengakomodasi keseluruhan proses produksi. 

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun