Mohon tunggu...
Dina Qurotha Aini
Dina Qurotha Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

We are born to be real not perfect, so be yourself

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hermeneutika Wilhelm Dilthey dan Perspektif Negara Terhadap Konflik Palestina dan Israel

12 November 2023   19:46 Diperbarui: 17 November 2023   11:37 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hermeneutika, sebuah konsep yang diperkenalkan oleh filsuf Jerman Wilhelm Dilthey, memiliki peran penting dalam membantu kita memahami dan menggali makna dari berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Dilthey, hidup pada abad ke-19, mengembangkan hermeneutika sebagai metode interpretasi untuk menjelaskan dan meresapi fenomena manusiawi, termasuk pengalaman, sejarah, dan karya seni. Mari kita eksplorasi bagaimana hermeneutika Wilhelm Dilthey dapat memberikan wawasan lebih dalam terhadap kehidupan sehari-hari kita.

Hermeneutika dalam Perspektif: Masing-masing individu mungkin memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu peristiwa. Hermeneutika mengajarkan kita untuk menghargai keanekaragaman perspektif ini dan bertanya-tanya tentang pengaruh apa yang membentuk pandangan mereka. Untuk memberikan contoh kasus hermeneutika dalam kehidupan, mari kita ambil situasi yang umum dan relevan, mengenai suatu peristiwa sosial kontroversial, yaitu peperangan antara Palestina dan Israel.

Seperti yang kita tahu sampai saat ini peperangan antara kedua negara tersebut masih berlanjut dan makin memanas. Serangan acak yang dilakukan Israel terhadap Palestina telah menewaskan ribuan warga sipil Palestina dan menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan di wilayah tersebut. Beberapa negara, termasuk Indonesia, telah mengecam serangan Israel terhadap Palestina dan mendukung hak rakyat Palestina untuk merdeka.

Dalam perspektif negara Indonesia, Indonesia sebagai negara yang menentang segala bentuk penjajahan, telah lama dikenal karena dukungannya terhadap Palestina dan hak untuk memiliki negara mereka sendiri. Pemerintah Indonesia juga telah konsisten mengutuk pendudukan Israel atas wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur, serta pembangunan pemukiman Israel di wilayah-wilayah ini. Indonesia secara konsisten mendesak Israel untuk menghentikan tindakan-tindakan yang menghambat proses perdamaian. Selain itu, Indonesia secara berkala juga menjadi tuan rumah pertemuan-pertemuan penting yang membahas isu Palestina, seperti KTT OKI. Pandangan Indonesia terhadap konflik Palestina-Israel mencerminkan dukungan yang kuat terhadap hak rakyat Palestina untuk merdeka. Pemerintah Indonesia telah mendukung berbagai inisiatif dan upaya internasional yang bertujuan untuk mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan antara Palestina dan Israel. Selain itu, Indonesia telah berperan sebagai mediator dan pendukung perdamaian dalam upaya untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Negara-negara Barat memiliki perspektif yang berbeda-beda terhadap konflik antara Palestina dan Israel. Beberapa negara Barat, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris, memberikan dukungan terhadap hak Israel untuk mempertahankan diri. Uni Eropa mengutuk serangan yang dilakukan oleh Hamas dan menekankan solidaritas terhadap Israel, namun berbagai anggota Uni Eropa mengungkapkan perbedaan pendapat mengenai gencatan senjata.

Namun, di sisi lain, ada juga negara-negara Barat yang mendukung hak rakyat Palestina untuk merdeka dan mengecam serangan Israel terhadap Palestina. Beberapa negara, seperti Prancis dan Spanyol, telah mengecam serangan Israel terhadap Palestina dan mendukung hak rakyat Palestina untuk merdeka.

Dalam menghadapi konflik antara Palestina dan Israel, diperlukan upaya-upaya yang lebih besar untuk mencari solusi damai dan menyelesaikan konflik tersebut. Upaya-upaya tersebut harus melibatkan kedua belah pihak dan masyarakat internasional untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi kedua belah pihak.

Hermeneutika dapat membantu dalam upaya-upaya tersebut dengan memahami berbagai perspektif dan klaim yang muncul dari kedua belah pihak, serta mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi kedua belah pihak dari perspektif teori Wilhelm Dilthey.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun