Selanjutnya, saya begitu bahagia melihat Farel semakin hari semakin baik. Dia tidak sering tantrum. Lama kelamaan bisa mengikuti pelajaran di kelas. Dan membaur dengan teman-teman sekelasnya. Mungkin, ini buah dari selalu berbagi kebahagiaan dan berpikir positif kalau mereka bisa seperti anak yang lain.
Sebelumnya Farel, berkomunikasi searah saja. Ini terlihat ketika berbicara dengan gurunya tidak menatap muka. Setiap belajar dimulai, ia pun tidak pernah mengikuti. Selalu di luar, bahkan memilih untuk bermain di taman.
Dan saya selalu berdoa agar diberi kemudahan dalam mengajar. Akhirnya Alhamdulillah diberi kemudahan dalam mendampingi Farel dan Tiaz.
Senada dengan Tiaz, dia "spesial" diantara siswa-siswa yang lain. Dirinya speech delay terlambat berbicara, tapi disisi lain dia memiliki kecerdasan spasial atau mengingat tempat. Di kesempatan berikutnya, saat menyantuni anak yatim piatu di panti asuhan dia begitu antusias diantara siswa yang lain. Ya, terlihat dia begitu ramah terhadap anak yatim piatu.
Ada hikmah yang banyak dipetik dibalik keterbatasan anak didik saya. Ternyata ada intan berlian emas permata menguntai-untai, kurikulum yang tak pernah lekang, masa belajarnya sepanjang masa yakni kesyukuran dan memberi rasa yang ikhlas kepada Tiaz dan Farel.
Pandangan saya, mengajar bukanlah perihal kewajiban material melainkan kebahagiaan karena keterpanggilan jiwa, keturutan moral dalam membangun kemanusiaan.
Ksatria JNE "Joni" Berdedikasi Tinggi
Kalau perusahaan ekspedisi yang lain memiliki brand ambassador artis, berbeda dengan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang punya Joni. Joni ini bisa kemana-mana. Setiap ada event seperti acara ulang tahun JNE, dia selalu ada. Bahkan, di hari libur pun selalu tampak.
Kalau saya, memiliki pandangan mengajar bukanlah perihal kewajiban material melainkan kebahagiaan karena keterpanggilan jiwa, keturutan moral dalam membangun kemanusiaan. Sama dengan Sandy, dirinya memiliki loyalitas tinggi terhadap perusahaan.