Lalu bagi saya, peran JNE dalam memperhatikan pendidikan di daerah terpencil untuk Indonesia Mengajar tersebut sangat signifikan. Banyak para pengajar muda terbantu mengingat banyak akses di wilayah Indonesia belum begitu baik pada saat itu. Disitulah makna memberi, dilakukan secara "senyap", bahkan Anies Baswedan menjadi saksi dalam aksi nyata yang dilakukan JNE kala memprioritaskan dunia pendidikan di Indonesia tanpa dipungut biaya alias gratis.
Kita semua tahu, di beberapa titik Indonesia anak-anak belum menikmati pendidikan secara utuh. Bahkan, siswa ingin menyelesaikan bangku sekolah hingga kelas enam SD saja, lantaran orang tuanya tak sanggup membiayai pendidikan ke jenjang berikutnya. Kemudian, karena mahalnya biaya anak dimasukan ke pesantren.
Dengan begitu hadirnya Indonesia Mengajar maupun JNE yang turut serta dalam berkontribusi masyarakat sangat dinanti-nanti.Â
Demikian juga bahagia versi saya, being able to make peace with yourself. Bahagia, berbagi secara diam-diam tanpa adanya gembar-gembor, berdamai dengan diri sendiri.Â
TAK LUPA SANTUNAN ANAK YATIM
Seperti tulisan saya sebelumnya "Mengais Berkah di Tengah Pandemi", selama tiga dekade, JNE kerap menyantuni anak yatim di sejumlah panti asuhan. Bahkan, anak-anak tersebut diajak berbelanja sehari-hari. Sesuai temanya, JNE tentunya ingin mengajak masyarakat luas untuk bahagia bersama.Â
Informasi yang berhasil dihimpun, peningkatan kinerja JNE tercatat tumbuh 30%. Dan secara umum bisnis JNE stabil, sehingga jumlah kiriman pun dapat dikatakan normal di tengah pandemi.
Mungkin Anda semua setuju, kesuksesan JNE hingga kini tak lepas dari kebaikan yang dilakukan oleh JNE seperti, berbagi, memberi, dan selalu menyantuni anak yatim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H