Mohon tunggu...
Dina Purnama Sari
Dina Purnama Sari Mohon Tunggu... Dosen -

There is something about Dina... The lovely one...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Resensi Buku 'Kado Pernikahan untuk Istriku': Komplit, Menarik, Inspiratif dan Makjleb!

29 Agustus 2016   23:25 Diperbarui: 30 Agustus 2016   00:22 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Usai menguji sidang lisan tugas akhir di sebuah akademi swasta di Jakarta Barat, seorang kolega menghampiri dan memberikan sebuah buku tebal kepada saya. Awalnya, saya mengira bahwa buku tersebut akan dihibahkan tapi ternyata hanya dipinjamkan. Yo wis, 'nggak apa-apa. 

"Komplit. Menarik. Inspiratif. Makjleb. Dibaca dengan tuntas, ya, Bu. Dulu, buku ini dibaca oleh calon istri saya sebelum kami menikah. Bagus isinya. Lengkap. Ada pembahasan mengenai malam pertama, segala." Promosi kolega saya yang mengampu mata kuliah Agama Islam.

Iseng, saya bertanya,"Lalu, saya praktik malam pertama dengan siapa?" Dan, dijawab tangkas plus cepat oleh sang kolega,"Ya, dengan suami Ibu, nanti. Suami yang sah. Ijabsah." 

Oh, ok. Saya berguman, baiklah. Terima kasih, kolegaku yang baik hati dan insya Allah berhati jernih. Mmm, apakah betul buku "Kado Pernikahan untuk Istriku" tersebut komplit, menarik, inspiratif, dan makjleb? 

***

Setibanya di rumah, iseng-iseng saya membaca daftar isinya. Yup, menarik. Buku itu terdiri dari tiga jendela. Jendela pertama membahas mengenai sebelum sampai ke akad nikah. Jendela kedua sampai akad nikah dan malam pertama. Terakhir, jendela ketiga. Jendela terakhir mengulas mengenai rumah tangga pasca nikah. Jika dibaca sekilas, maka isi di dalamnya sama seperti buku pernikahan Islami lainnya. Selain ketiga jendela, buku tersebut dibuka dengan bab "Mukadimah" dan diakhiri dengan bab "Epilog.

Perlahan, saya menyicil membacanya di kala senggang. Jendela pertama terbagi lagi menjadi dua bagian. Yaitu, Kupinang Engkau dengan Hamdalah dan mencapai pernikahan barakah. Jendela kedua sama seperti jendela pertama, yaitu terbagi atas dua bagian. Bagian satu adalah memasuki jenjang pernikahan dan bagian dua adalah saat-saat indah bersama suami. Jendela ketiga terbagi atas tiga bagian. Yaitu, menjaga rumah kita, membawa keluarga ke masa depan, dan persoalan rumah tangga. 

Komplit! Betul. Isinya sungguh komplit dan insya Allah mudah dipahami oleh pembaca awam seperti saya.  Rasanya, buku ini layak dijadikan koleksi atau diberikan kado bagi calon pengantin, pengantin baru, atau mereka yang ingin menyegarkan kembali pernikahannya agar bermakna. Tentu saja, buku ini harus dikembalikan kepada kolega saya kemudian saya membelinya ke toko buku terdekat. Semoga, buku ini masih dijual di toko buku. 

Menarik! Menarik karena bahasa yang renyah, mudah dipahami, tak sebatas ayat-ayat Quran dan Hadits tapi juga disertai beberapa contoh yang mudah dicerna artinya. Misalnya, perbedaan menyegerakan dengan tergesa-gesa:"Jika pernikahan yang disegerakan lebih dekat kepada kemaslahatan dan barakah, maka pernikahan yang tergesa-gesa lebih dekat kepada kegersangan (halaman 179)". Menyegerakan dan tergesa-gesa berkaitan dengan hati dan niatnya. Tak hanya sebatas penjelasan arti, pada pembahasan keduanya diberikan contoh yang nyata.

Inspiratif! Yup. Inspiratif. Setidaknya, ada beberapa hal yang berkaitan dengan pernikahan Islami. Salah satunya adalah mengenai sumber informasi dan perantara. Jujur, saya pernah menjadi perantara dan sumber informasi atau dengan kata lain menjadi Mak Comblang. Sayangnya, saya gagal menyatukan dua hati berbeda jenis. 

Keduanya tidak jadi menikah dengan beberapa alasan yang ujungnya menyalahkan saya sebagai Mak Comblang. Tepatnya, pihak laki-lakinya yang menyalahkan saya karena ternyata pihak perempuan memilih lelaki lain yang lebih sreg di hatinya. Akan tetapi, sesuai bergulirnya waktu, keduanya menjalin hubungan kembali dengan saya namun tidak halnya dengan pihak masing-masing. 

Mereka memutuskan untuk tidak saling mengenal lagi. Jadi, untuk menjadi Mak Comblang atau Pak Comblang, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan. yaitu, memberi informasi obyektif, tidak persuasif, memberi informasi menurut apa yang diketahui, lebih melihat pada usaha, moderat dan tidak menyudutkan, memotivasi jika mampu, serta satu point khusus yang dapat diambil oleh Mak atau Pak Comblang saat menawarkan maksud seorang wanita kepada laki-laki. 

Makjleb! Kutipan makjlebnya adalah,"...Butuh kejernihan agar tidak terombang-ambing oleh desakan hawa nafsu yang jahat. Butuh kejernihan, agar hati semakin bersih dan lurus ketika mengambil keputusan. Tidak justru merusak niat. Padahal, niat adalah masalah mendasar dalam mengambil keputusan. (hal 150)." Betul, dengan demikian, saya menyimpulkan bahwa menjadi perantara diperlukan obyektivitas, moderat, tidak berat sebelah, tidak hipokrit, tidak mengadu domba kedua pasangan dengan teman-temannya yang diperantarai, niat serta pelaksanaannya yang tulus, ikhlas, tidak riya, dapat menjaga rahasia, dapat menjaga perasaaan, serta jernih. Wallahualam...

  • Judul Buku: Kado Pernikahan untuk Istriku
    Penulis: Mohammad Fauzil Adhim
    Penerbit: Mitra Pustaka, Yogyakarta
    Tahun Terbit: 2005

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun