Siang yang basah di dekat salah satu gedung olahraga, Senayan. Jakarta.
"Huatchi! Hatchi!"
Lilo tersenyum sesat. "Kau nampak seksih D jika bersin seperti itu. Keren dan seksi!"
Aku menatap Lilo sebal.
"Apa pun yang kau lakukan, bagiku itu selalu seksi dan keren. Tepatnya, seksih, pakai "h" biar terkesan semakin seksih." ucap Lilo mempertegas pernyataannya.
Aku bersiap bersin kembali dan sukses melakukannya. Nahasnya, Lilo menatapku bahagia. Piye, iki? Kekasihnya bersin malahan ditatap bahagia.
"Berbahagialah kau, D, masih diberikan karunia oleh-Nya karena masih diberikan kesempatan untuk bersin." Ucap Lilo segera sebelum aku mulai melumatnya dalam tatapan kejam.
"Duduk, D. Kupesankan teh hangat untukmu."
Entah mengapa, aku langsung setuju.
Tak lama, Lilo sudah hadir dengan membawa segelas teh hangat untukku disertai sepiring roti bakar cokelat. "Ini untuk tuan putriku yang insya Allah solehah."
"Aamiin,"ucapku terharu. Terharu disebut " tuan putriku yang insya Allah solehah".