Mohon tunggu...
Dina Purnama Sari
Dina Purnama Sari Mohon Tunggu... Dosen -

There is something about Dina... The lovely one...

Selanjutnya

Tutup

Money

Pembisik

31 Maret 2012   10:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:13 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu keuntungan menjadi seorang pemimpin adalah bisa bebas memilih tangan kanannya. Tangan kanan yang bisa dipercaya dan loyal. Tangan kanan itu bisa juga dijadikan pembisik.

Menurut KKBI Daring (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php), pembisik adalah n 1 orang yg membisikkan sesuatu kpd orang lain; 2 orang yg bertugas membisikkan apa yg harus dikatakan oleh pemain lain dl sandiwara.

Menurutku, jika berkaitan dengan pemimpin, maka pembisik bisa dikategorikan sebagai salah seorang yang dipercaya oleh pemimpin tersebut. Oleh sebab itulah, pembisik tersebut mungkin saja memiliki keterampilan tertentu dalam berbisik. Keterampilan ini bisa dipelajari dan diasah. Semakin sering diasah, maka akan semakin lihai. Syukur-syukur jika bisikannya merupakan hal yang bermanfaat. Nah, bahayanya jika pembisik itu memiliki dendam terhadap orang dan oknum di sekitar sang pemimpin. Jika sudah begitu, maka informasi yang diterima oleh pimpinan sudah dicampuri opini tak sehat. Itulah mengapa salah satu syarat menjadi seorang pemimpin adalah memiliki kemampuan menyaring informasi yang dia terima baik dari salah seorang 'staf ahlinya', yaitu sang pembisik dan orang-orang yang memiliki ataupun tak memiliki jabatan dalam kepemimpinannya.

Adapun, pemimpin di sini bisa diartikan pemimpin di sebuah organisasi, seperti perusahaan, komunitas, institusi pendidikan, lembaga pemerintah, LSM, dan negara. Untunglah, walaupun beberapa kali terlihat akrab dengan pemimpin di organisasi, aku bisa menempatkan diri sebaik mungkin yaitu dengan memberikan informasi menurut yang kutahu dan kalaupun itu adalah opiniku pribadi sendiri maka akan kuberitahu kalau itu adalah opiniku bukan berdasarkan fakta di lapangan. Jika kutemukan bahwa itu fakta di lapangan berdasarkan apa yang kulihat secara langsung, dengar, ataupun rasakan, maka secara jujur kukatakan bahwa itu adalah fakta berdasarkan media dan indraku sendiri atau jika informasi itu kudapatkan dari orang lain maka kukatakan juga kalau itu kudapatkan dari orang lain.

Ya, sejauh ini aku belum jadi 'staf ahli pembisik' di organisasi manapun namun dengan sukacita selalu kuungkapkan apa saja yang ditanya oleh pimpinanku dengan jelas, tepat, cermat, baik, dan benar. Hal itu karena aku pernah beberapa kali mendapatkan dampak negatif berdasarkan hasil bisikan 'staf ahli' tersebut.  Dampak tersebut kurasakan langsung ataupun tak langsung. Tak jarang, sang pemimpin kroscek kembali kepadaku namun sering juga tak dilakukannya, tahu-tahu saja aku sudah masuk dalam daftar hitam. Nah, jika sudah begitu, maka ada beberapa cara yang kubagi kepada para kompasianer atau rekan dunia maya lainnya, yaitu bersikap tenang, ksatria, jumpa pers, silent is gold, ajak pimpinan dan si pembisik berbicara secara pribadi, hingga jika memaang perlu... colek bacok akan segera kulakukan untuk mengatasi efek tersebut. Tentu saja, cara-cara tersebut bisa diterapkan sesuai dengan tingkatan masalah penyelesaian. Intinya, komunikasi sebaiknya dilakukan secara efektif dan jangan ragu mengungkapkan semuanya walaupun lidah bisa lebih tajam daripada pisau. Jika lidah sudah lebih tajam daripada pisau maka segera introspeksi diri kemudian minta maaf dan bersalaman. Insya Allah, selesai! Selesaikan di dunia nyata karena bahasa tulis bisa menimbulkan salah persepsi....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun