"Oya," nada suara Lilo berubah menjadi tidak ramah.
"Iya, kau datanglah sekalian silaturahim, gitu. Saya sudah siapkan papan catur lengkap dengan pasukannya. Jika bosan, saya juga sudah menyiapkan TTS. Ayah senang mengisi TTS di waktu senggang supaya tidak pikun, katanya."
"Congklak ada, 'gak, D?"
Aku tertawa lepas. "'Gak ada. Adanya monopoli, ular tangga, TTS, catur, bola bekel bijinya.... "
"D, Al masih sering menghubungi dan mengganggumu, ya? Widya beberapa hari ini sering menghubungiku untuk memberitahukan hal aneh. Dia meminta supaya saya melepaskan dan menyerahkanmu kepada Al. Ajeb!" Lilo tergelak lepas.
Aku bengong.
"D, ingat, ya, kalau Al menyakitimu, jangan kau ragu untuk menghubungiku karena saya akan datang untuk menghajarnya. Trust me, D."
Aku tertawa. "Ya, saya percaya. Thanks, Lil."
"Yo wis, jangan tidur terlalu larut, D. Ingat, besok shalat Ied di mesjid dekat rumahmu. Insya Allah, saya akan datang besok untuk bersilaturahim dengan kedua orangtuamu."
Wah, indahnya, batinku. Al dan Lilo akan membelaku kalau di antara mereka ada yang menyakitiku. Lalu, jika keduanya menyakitiku, aku harus lapor kepada siapa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H