Mohon tunggu...
Dina Purnama Sari
Dina Purnama Sari Mohon Tunggu... Dosen -

There is something about Dina... The lovely one...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karena Aku Telah Denganmu...

14 Februari 2015   07:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:12 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14238469042137608629

[caption id="attachment_351028" align="aligncenter" width="300" caption="Foto: Dokumen Pribadi"][/caption]

Senja yang temaram namun tak demikian halnya denganku. Hal itu karena seorang pemuda tampan duduk manis dihadapanku dengan raut wajah tanda tanya.

"Ini apa, D?"

Aku menatapnya lurus. Aish, ini adalah kedua kalinya ditanyakan oleh orang lain mengenai penyesuaian resep yang kupraktikan. "Bubur. Bubur sumsum ala Chef D." jawabku lugas.

Lilo terkikik geli. Lalu, dia mengaduk bubur itu perlahan. "Jijik aku, D, maaf," ucap Lilo datar.

"Ya sudah, kau tak perlu memakannya."

"Eh, begitu saja marah." Lilo bergerak cepat. Dia menarik mangkuk berisikan bubur sumsum.

Perlahan, kutatap wajah pria yang telah meluluhkan hatiku. Hatiku yang sering membiru lebam karena adiktif kepada Al.

"D, ini tepung apa?"

"Tepung beras." jawabku kalem.

Lilo menautkan alisnya. "Yakin?"

Aku mengangguk mantap.

"Koq rasanya kayak tepung terigu, ya? Coba kau cek kembali ke dapur lalu kau lihat tepung apa yang kau pergunakan untuk membuat bubur ini." ucap Lilo setengah memerintah.

Aku bangkit lalu segera ke dapur dan dalam hitungan menit sudah berada dihadapan Lilo dengan sebungkus tepung di tangan kananku.

"Coba kau baca D. Mmm, tepung apa yang kau pergunakan?"

Kuteliti seksama tepung yang kuambil dari dapur. Hasilnya? Lilo benar! Tepung yang kupergunakan adalah tepung terigu! "Tapi, Lilo, dikemasannya disebutkan bahwa tepung ini bisa dipergunakan untuk apa saja."

Lilo tertawa lebar.

Sebal. Ya, aku sebal mendengarnya tertawa.

Menyadari bahwa aku sebal, Lilo segera menghentikan tawanya. "Tunggu, D, izinkan aku menghabiskan bubur sumsum ini."

Aku mengangguk. Menatap Lilo sumringah. "Katanya jijik, koq dihabiskan?"

"Sayang, D. Ini bubur sumsum yang mahal. Mahal karena dibuat oleh kandidat doktor. Selain itu, aku telah denganmu. Maksudku, aku telanjur menjalin hubungan denganmu sehingga masakan atau minuman yang kau buat akan kuhabiskan. Tentu saja, selama halal, matang, dan menyehatkan. Kalau pun tidak terlalu menyehatkan, ya, paling tidak halal dan matang."

Aku tersenyum.

"D, tolong jelaskan proses pembuatannya." Lilo menyudahi makannya. Bubur sumsum yang kubuat untuknya telah ludes tak tersisa dan hal itu membahagiakanku.

Dengan perlahan dan semangat kujelaskan detail bahan-bahan dan cara membuat bubur sumsum kepada Lilo. Lilo mendengarkan sembari menyeruput teh hangat tawar.

"Oke, ayo kita ke pasar."

"Ngapain?"

"Beli tepung beras. Kita berkolaborasi membuat bubur sumsum ala Chef Lilo dan Chef D."Lilo nyengir. "Daun pandan dan bahan yang lain sudah tersedia, kan," tatap Lilo dalam.

"Yup, masih. Baiklah, deal... karena aku telah denganmu maka deal-lah. Setuju, siap bos."

Lilo tersenyum lebar.

Ya, karena aku telah denganmu, Lilo.... Bukan dengan Al lagi....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun