Mohon tunggu...
dina nurfadila
dina nurfadila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Nusa Putra Sukabumi

hi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Akankah Merger Bank Syariah Mampu Mewujudkan Harapan Indonesia untuk Menjadi Pusat Ekonomi Syariah Dunia?

21 Juni 2021   14:10 Diperbarui: 26 Juni 2021   23:23 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah Bank Syariah RI 


Ide adanya perbankan syariah muncul di tahun 1983 ketika pemerintah berencana menerapkan sistem bagi hasil dalam berkreditan yang merupakan konsep dari perbankan syariah. Saat itu kondisi perbankan indonesia tidak kondusif karena bank indonesia saat itu dinilai beberapa pihak belum bisa mengendalikan tingkat suku bunga di bank sehingga pemerintah mengeluarkan deregulasi yang memungkinkan bank untuk mengambil untung dari bagi hasil sistem kredit. 5 tahun kemudian di tahun 1988 dikeluarkanlah paket kebijaksanaan pemerintah bulan oktober atau disingkat Fakto saat itu banyak bank konvensional berdiri dan beberapa bank daerah yang berazazkan syariah ini juga mulai bermunculan.

Akhirnya di tahun 1990 MUI membentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank islam di indonesia, setelah setahun kemudian di tahun 1991 lahirlah mulai bank syariah pertama indonesia yaitu PT Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat ini ternyata mulai difensif ditahun 1998 ketika krisis ekonomi, bank muamalat bisa bertahan padahal bank konvensional lainnya banyak yang anjlok parah. Melihat kekuatan Bank Muamalat ini lalu munculan Bank Syariah Mandiri yang merupakan gabungan beberapa bank BUMN akibat krisis ekonomi tahun 1998. Tidak hanya itu setelah muncul beragam bank syariah lainnya hingga pada tahun 2016 ide merger bank syariah BUMN sudah mulai dicanangkan namun menimbang skala bisnis pada saat itu yang masih terlalu kecil jadi dipustuskan lebih baik mergernya ditunda. Dan akhirnya di tahun 2020 skala bisnisnya sudah bertumbuh dan dianggap menjadi saat yang tepat untuk mewujudkan mimpi sebagai kesatuan bank syariah BUMN.

Asset Gabungan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) 

PT Bank Syariah Indonesia (BSI) telah diresmikan pada tanggal 1 Februari 2021 setelah sebelumnya telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 27 Januari 2021. Bank Syariah terbesar ini merupakan gabungan atau merger dari tiga bank syariah milik negara yaitu Bank BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah, dan Bank BNI Syariah, dimana Bank BRI Syariah terpilih menjadi bank penerima merger atau Survival Entity. Hal ini ditanggapi positif oleh investor mengingat BRIS adalah satu – satunya yang sudah melantai di bursa sehingga dianggap beberapa pihak merupakan keputusan yang tepat. 

Dengan adanya penggabungan ini maka total kepemilikan saham publik di BRIS yang sebesar 18,33 %  bisa berpotensi untuk terdilusi, namun ternyata meskipun terdilusi investor publik bisa mendapatkan kompensasi dari kenaikan harga saham BRIS mungkin itulah beberapa faktor yang juga membuat BRIS bertahan sebagai Survival Entity, padahal jika dilihat dari assetnya BRIS bukanlah pihak dengan aset yang terbesar jika kita mengacu pada data kinerja semester 1 2020 total aset BRIS ini hanya 49,6 trilliun rupiah dibandingkan dengan BNI syariah yaitu sebesar 50,76 trilliun rupiah dan yang terbesar adalah aset milik bank Syariah Mandiri yang jumlahnya sudah menyentuh 114, 4 triliun rupiah. 

Di samping itupun saat ini posisi Bank BRI Syariah (BRIS) berada di kategori bank umum syariah kegiatan usaha atau bank buku dua, sementara bank Syariah Mandiri dan Bank BNI Syariah masing – masing sudah masuk ke buku tiga, namun begitu Bank BRI Syariah memang satu – satunya bank syariah milik BUMN yang sudah go publik jadi emiten di BEI sedangkan BNI Syariah dan Mandiri Syariah belum jadi emiten. 

Dengan penunjukan Bank BRI Syariah sebagai Survival Entity dapat dipastikan nanti bank hasil merger pun tetap melantai di bursa saham dan tidak akan delisting dan tentunya ini bagus serta akan sejalan dengan perkembangan pasar modal di dalam negeri melalui peningkatan kapasitas bisnis emiten. Hasil penggabungan ini akan menghasilkan bank syariah terbesar indonesia dari sisi aset dengan total aset mencapai 214,6 trilliun rupiah. 

Bank Syariah Indonesia (BSI)  juga akan menjadi bank buku tiga dengan modal inti sebesar 20,4 trilliun rupiah kehadiran BSI akan membuat indonesia mempunyai modal lebih untuk mengembangkan ekonomi syariah di indonesia dan harapan untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia. Dimana ekonomi Syariah belum terlalu berkembang meski indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Nah apakah dengan merger tiga bank syariah milik BUMN ini dapat sesuai dengan harapan indonesia untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia ? 

Saat ini dipastikan oleh pihak tiga bank BUMN bahwa penggabungan 3 bank syariah akan membuat bank hasil merger bisa berada di posisi ketujuh atau delapan di indonesia tahun 2021 tidak hanya itu bank hasil merger ini pun berpotensi masuk sepuluh besar bank syariah terbesar di dunia jika dilihat dari kapitalisasi pasarnya. 

Pihak BUMN menyatakan bank syariah milik BUMN yang akan di merger bisa memiliki total aset sekitar 220 – 250 triliun rupiah dan untuk tahun 2025 pihak BUMN juga telah memproyeksikan dan membuat target seperti total aset yang bisa mencapai 390 triliun rupiah dengan total pembiayaan mencapai 272 triliun rupiah dan total dana pihak ketiga (DPK) sampai dengan 335 trriliun rupiah. 

Dengan demografi indonesia dan jumlah penganut muslim terbesar di dunia di dukung juga dengan total aset sebesar ini diharapkan bank merger ini bisa membawa indonesia menjadi pemimpin ekonomi syariah dunia seperti juga yang disampaikan oleh menteri BUMN Eric Thohir dengan harapan Merger tiga bank syariah milik negara ini mentri BUMN Eric Thohir menargetkan indonesia menjadi pusat ekonomi dan syariah dunia  menyalip negara – negara lain yang sebelumnya sudah lebih dulu merebut pasar ekonomi syariah dunia. 

Saat ini meskipun indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia yang menurut situs World Population Review tercatat ada 229 juta penduduk muslim di indonesia, tapi jika dibandingkan dengan negara islam lainnya indonesia masih tertinggal sebut saja dengan negara ASEAN ini masih ada malaysia yang total penduduk muslimnya sebenarnya hanya 16 juta penduduk saja tapi malaysia memiliki 16 bank syariah dengan aset mencapai lebih dari 2.789 Trilliun rupiah memang diketahui perbankan syariah di malaysia ini dimulai lebih dulu sejak tahun 1983 sedangkan di indonesia baru mulai di tahun 1991.

Namun tidak menutup kemungkinan dengan kekuatan dan keseriusan pemerintah bisa jadi indonesia merebut pasar syariah yang selama ini dikuasai oleh malaysia dan memang, kita sadari persaingan untuk menjadi pusat ekonomi syriah dunia tidak hanya dengan malaysia saja tetapi ada juga beberapa negara islam dunia, siapa saja kah itu ?

Peringkat Keuangan Syariah Dunia 

Pertama kita akan melihat satu indeks untuk mengukur perkembangan industri keuangan syariah yang juga merupakan barometer tingkat kesehatan industri keuangan syariah yaitu IFDI (Islamic Finance Development Indicator) yang berdasarkan data terbaru di tahun 2019 ini mencatatkan indonesia di peringkat ke-4 dinilai dari pertumbuhan kuantitatif, pengetahuan, tata kelola, kesadaran, dan juga CSR (Corporate Social Responsibility ) nah dalam indeks ini malaysia menduduki peringkat pertama, Bahrain di posisi ke-2 lalu ada Uni Emirat Arab (UEA) di posisi ke-3 lalu setelah indonesia ada Arab Saudi di posisi kelima. 

Selain IFDI ada satu indeks lain yaitu IFCI (Islamic Finance Country Index ) dari 44 negara yang tergabung dalam indeks ini indonesia menduduki peringkat pertama dan malaysia di posisi ke-2 lalu ada Iran di posisi ke-3, Arab Saudi di posisi ke-4, dan Sudan diposisi ke-5. 

Indonesia di tahun 2019 memang merebut posisi pertamanya dari malaysia yang selalu biasanya mendominasi posisi ini sejak tahun 2011, Indeks IFCI ini bertujuan menangkap pertumbuhan industri keuangan syariah. indonesia di nilai memiliki kepemimpinan dan potensi tinggi dalam industri ini beberapa faktor diantaranya adalah karena kepemimpinan presiden Jokowi Dodo dan adanya Komite Nasional Keuangan Syariah atau KNKS lalu juga terkait dengan fakta besarnya perekonomian indonesia dari segi populasi dan juga PDB, lalu peran regulator seperti OJK dan BI ini memberikan satu pertimbangan baik, ekosistem yang meningkat signifikan juga ada pariwisata syariah, pengumpulan zakat dan pembagiannya, dan juga banyak elemen kuangan lainnya yang menjadi pertimbangan dan menjadi salah satu indikator, dan terakhir adalah bank – bank syariah yang semakin besar pengaruhnya pada pasar global. 

Nah yang disebut atau di catat dalam indeks ini adalah Bank Syariah Mandiri dan juga BTPN Syariah. Jadi kedua indeks ini memang membuktikan bahwa potensi ekonomi syariah di indonesia ini tidak bisa dipandang sebelah mata dan sudah menjadi pertimbangan global di atas negara – negara islam, meskipun indonesia bukanlah termasuk negara islam. Bila benar indonesia bisa menguasai ekonomi syariah dunia ini merupakan sebuah pencapaian dan mimpi yang luar biasa.

Sumber :

https://www.republika.co.id/berita/q0utwr383/peringkat-indonesia-di-ifdi-melonjak-ke-posisi-empat

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/11/07/indonesia-peringkat-satu-dunia-dalam-pengembangan-keuangan-syariah

https://worldpopulationreview.com/country-rankings/muslim-population-by-country

https://www.trenasia.com/merger-bri-syariah-mandiri-syariah-dan-bni-syariah-bikin-melesat-ke-posisi-10-bank-terbesar-ri/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun