Film Keluarga yang mengusung tema seorang Ibu dan berjudul “Air Mata di Ujung Sajadah” menceritakan tentang dua orang ibu yang memiliki kasih sayang tulus kepada seorang anak bernama Baskara. Film ini diperankan oleh (Titi Kamal) sebagai Aqilla yang dimana ia adalah ibu biologis dari Baskara. Lalu (Citra Kirana) sebagai Yumna yang merupakan Ibu sambung yang sudah merawat Baskara dari kecil. Film yang berhasil menguras air mata di setiap detiknya ini disutradarai oleh (Key Mangunsong) berdasarkan scenario yang ditulis oleh Titien Wattimena.
Film ini bermula dari Aqilla yang sangat mencintai Arfan (Krisjiana Baharudin) Pacar Aqilla saat itu. Namun, kisah percintaan mereka tidak direstui oleh Halimah (Tutie Kirana) yang merupakan Ibu dari Aqilla. Aqilla yang saat itu dibutakan oleh cintanya memutuskan untuk pergi dari rumah dan menikah dengan Arfan. Kisah mereka berjalan bahagia sampai Aqilla mendapatkan dirinya hamil. Aqila saat itu sangat antusias menunggu Arfan pulang dari kerjanya untuk memberikan kabar kehamilannya, namun nahasnya pada perjalanan pulang Arfan kecelakaan dan meninggal ditempat. Setelah beberapa bulan ditinggal suaminya, Aqilla pun melahirkan ditemani oleh ibunya. Halimah yang saat itu sangat menyayangi Aqilla merasa belum siap menerima keadaan dan masih memiliki ambisi akan impian anaknya untuk berpendidikan tinggi, beliau akhirnya pun terpaksa membohongi Aqilla bahwa bayinya telah meninggal dunia lalu menitipkannya kepada Pasangan Arif (Fedi Nuril) dan Yumna (Citra Kirana) yang sudah lama menikah namun belum memiliki anak, lalu bayi tersebut diberi nama Baskara yang artinya Cahaya.
Setelah 7 tahun berlalu, Aqilla yang saat itu sedang menempuh pendidikan di luar negeri tiba-tiba diberi kabar bahwa ibunya sedang sakit. Pada saat itu pun akhirnya ibunya mengaku bahwa anaknya atau Baskara masih hidup dan dirawat oleh keluarga yang tinggal di Solo. Aqilla yang saat itu masih shock pun akhirnya penasaran dan pergi ke Solo untuk menemui anaknya yang ia pikir selama ini sudah meninggal.
Saat sampai di kediaman keluarga yang mengasuh anaknya, Aqilla mendapatkan perlakuan dan sikap tidak enak dari keluarga tersebut. Keluarga Arif merasa bahwa Aqilla akan merebut Baskara dari mereka, anak yang sudah mereka rawat dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Kisah ini sangat menguras emosional dan air mata penonton, seolah tiap detik kita dipaksa untuk menangis dan ikut serta merasakan penderitaan yang dilalui oleh Aqilla maupun keluarga Arif yang sudah merawat Baskara sejak lahir.
Kisah perjuangan Aqilla untuk bisa bertemu dan berkenalan dengan anak kandungnya, dan perjuangan perasaan oleh Yumna yang merupakan ibu yang sudah merawat dan membesarkan anak tiri-nya dengan rasa cinta dan penuh kasih sayang, bahkan Arif pun yang berusaha untuk bisa selalu melindungi kebahagiaan keluarga kecilnya.
Penggambaran tiap karakter yang diperankan oleh Titi Kamal, Citra Kirana, dan Fedi Nurul pun berhasil membuat unsur dramatic di film ini. Pergolakan batin di ketiga aktris dan actor mampu membuat penonton ikut dilema di setiap scene nya.
Kemasan cerita yang rapi dan sederhana namun memiliki arti dan plot di setiap scene-nya, terbukti dari ending film ini yang tidak memfokuskan di salah satu sudut pandang saja, dan begitu menariknya penulis dalam membuat resolusi konflik antara Aqilah dan pasangan Arif-Yumna.
Film ini memiliki banyak pesan moral yang bisa kita ambil, mulai dari ketulusan hati seorang ibu, baik yang melahirkan kita ataupun yang merawat kita, karena sesungguhnya cinta seorang ibu kepada anaknya tidak akan pernah habis sekaligus tidak pernah bertemu sekalipun.