Mohon tunggu...
Dina N. A Muaz
Dina N. A Muaz Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah candu walau terkadang terhalang typo.

Pecinta hujan namun tidak suka kehujanan Seseorang yang sedang belajar merangkai aksara dan mengabadikannya di media

Selanjutnya

Tutup

Diary

Terima Kasih 2023

1 Januari 2024   21:19 Diperbarui: 1 Januari 2024   21:25 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2023 berlalu begitu saja seolah lenyap dengan sekejap mata. 2024 datang menyongsong seperti matahari yang terbit di balik bukit teletubies  senyumnya menebarkan harapan di tahun 2024 akan banyak rasa bahagia dan syukur yang tiada tara. 

Terasa sekejap mata padahal di lalui dengan bumbu air mata dan sedikit lebih emosi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ombak-ombak cobaan kehidupan membuat kadang ingin berhenti menjalaninya tapi akan selalu diingat badai pasti berlalu. Akan ada tawa setelah luka.

Tahun 2023 merasakan bagaimana di remehkan tidak di sukai dan dipergunjingkan di belakang tapi akhirnya berlalu juga. Banyak hal hikmah yang bisa di ambil salah satunya lebih bijak dalam berkata. 

Kadang sebagai manusia biasa kata terlontar begitu saja. Terkesan sombong dan merasa diri ini paling hebat. Semoga di tahun 2024 bisa menjadi pribadi yang bijak. Baik kata maupun perbuatan, tidak perlu merasa diri paling berjasa cukup lakukan dengan iklas dan sepenuh hati niatkan semua untuk ibadah.

Harapan di tahun 2024 meninggalkan pikiran berlebihan dan menggantinya dengan pikiran positif. Menjalani hidup dengan rasa nikmat.

Teruntuk diriku yang kuat bertahan hingga puluhan tahun di muka bumi ini. Tetaplah kuat dan selalu berbenah agar siap menghadap pencipta dalam keaadaan suci seperti bayi baru lahir.

Teruntuk kalian yang merasa hidup ini berat, bertahanlah karena sesuatu yang berat akan menguap bila waktunya tiba. Teruslah jalani hidup ini sampai memang kisahnya berakhir sesuai alurNya. Mengakhiri cerita melawan takdirnya sama saja membuat benca yang tak termaafkan. 

Bertahanlah wahai jiwa yang sedang lara, walaupun bertahan hanya dengan alasan kalau tiada tidak bisa makan bakso lagi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun