Sinar mentari menyapa hangat
Aroma kopi menebar semangat
Dari kejauhan senyum indah tergurat
Mata kita saling menyapa
Walau hanya diam seribu bahasa
Tapi rasa kita tetap sama
Langkah kaki kian mendekat
Membuat rasa semakin terikat
Ingin menjauh tapi hati ingin dekat
Mata kian terperanjat
Ketika mendapat pelukan hangat
Logika ingin menolak tapi rasa terus terpahat
Kegundahan terus menghantui
Rasa bersalah seolah merasuki
Tapi cinta tak dapat dustai
Jiwa yang sepi telah terisi
Rasanya kembali remaja lagi
Bahagia menyelimuti
Tapi kini telah kita sadari
Dosa ini harus diakhiri
Karena kita bukan remaja lagi
Selamat tinggal tidak usah berjumpa lagi.
*puisi ini hanya imajinatif belaka, bukan berasal dari kisah nyata pengarang/penulis*
🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Semoga kita selalu bisa setia terhadap pasangan yang sudah kita pilih di hadapan Tuhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H