Mohon tunggu...
Dina N. A Muaz
Dina N. A Muaz Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah candu walau terkadang terhalang typo.

Pecinta hujan namun tidak suka kehujanan Seseorang yang sedang belajar merangkai aksara dan mengabadikannya di media

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menghapus Jejak Cinta Sepihak

25 Maret 2022   10:57 Diperbarui: 27 Maret 2022   20:23 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuh tahun  sudah kita lalui
Tawa canda dan duka menjadi saksi
Adakalanya aku jadi tempat curhat dan pemberi nasehat sejati

Senyumku menoreh indah setiap bertemu denganmu
Pundaku kuat untuk menampung dukamu

Duka saat kau sedih dan terpuruk
Seperti angin yang menghibur dedaunanan
Ntah mulai  kapan rasa itu melonjak

Aku tak bisa menahan lonjakan-lonjakan rasa
Bisa-bisanya persahabatan aku bumbui dengan cinta.

Sebuah rasa yang aku sembunyikan
Walau kadang luka datang mendera


7 tahun berlalu kamu masih dengan yang lainya
Malam ini di depan halte bus aku menagis sekeras-kerasnya.


Ntah kenapa sejak kau kembali bersamanya
Cinta itu mulai perlahan sirna
Aku putuskan untuk beranjak pergi.

Aku tinggalkan cinta sepihakku ini

*puisi ini terinspirasi dari kisah di drakor bukan dari kehidupan nyata penulis/pengarang*

😂😂😂😂😂😂

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun