Mohon tunggu...
Dina N. A Muaz
Dina N. A Muaz Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah candu walau terkadang terhalang typo.

Pecinta hujan namun tidak suka kehujanan Seseorang yang sedang belajar merangkai aksara dan mengabadikannya di media

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jugun Ianfu : Jerat Luka Perempuan di Masa Kelam

13 Januari 2022   19:58 Diperbarui: 14 Januari 2022   21:40 1857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Sejarah Nasional iNDONESIA Jilid VI Sumber Foto : https://shopee.co.id/SEJARAH-NASIONAL-INDONESIA-jilid

"Mereka adalah perempuan baik-baik yang tak mampu melawan arus kekejaman para penjajah. Tak terhitung berapa banyak derai air mata yang rasanya membuat hampir gila. Tahun demi tahun telah berlalu namun luka itu tetap saja ada. Jika di suruh memilih mereka juga tak mau menjadi Jugun Ianfu, Jugun ianfu bukan sebuah pekerjaan namun sebuah takdir kelam"

Malam ini saya tertarik kepada sebuah buku yang  sudah lama nongkrong cantik tanpa ngopi-ngopi di rak buku yang ada dalam ruangan berwarna abu-abu. Buku   terbitan dari Balai Pustaka yang berjudul " Sejarah Nasional Indonesia, Zaman Penjajahan Jepang dan Zaman Republik jili VI" . Buku ini termasuk golongan buku tebal, tebalnya satu ruas jempol mungil saya.

Buku yang merupakan karya Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia, dieditori adalah Marwati Djoened  Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto serta editor umum pemutakhiran buku ini oleh  R.P Soejono dan R. Leirissa, memiliki deretan kalimat indah yang  sangat mudah untuk di cerna. Kalimat-kalimat yang mampu membawa pembacanya seolah berlayar ke zaman penjajahan Jepang sebuah alasan kenapa buku ini wajib dimiliki dan dibaca.

Penjajahan JepangSumber : https://idsejarah.net/2016/09/penjajahan-jepang-di-indonesia.html 
Penjajahan JepangSumber : https://idsejarah.net/2016/09/penjajahan-jepang-di-indonesia.html 

 Saya tertarik untuk mengulas kembali topik mengenai Jugun Ianfu yang ada pada halaman halaman 68-74 . 

Saya rasa semua orang akan sepakat bahwa perempuan adalah makhluk indah ciptaan Tuhan yang ada di dalam alam semesta. Keindahannya menumbuhkan daya tarik seperti magnet. Laksana bunga yang begitu wangi yang memikat kumbang-kumbang silih berganti menyerbu dan menghisap sari-sari si bunga. Keindahan yang dimiliki perempuan terkadang membawa malapetaka sendiri bagi dirinya.

Sejarah kelam kaum perempuan terpantri rapi dalam buku-buku sejarah termasuk dalam buku sejarah Indonesia VI. Dalam buku ini menceritakan bagaimana menderitanya perempuan-perempuan yang hidup kala itu. Sebuah luka batin yang tak terlupakan dan mebekas di setiap ingatan.

Jepang dan Indonesia jika ditempuh dengan jalan kaki akan jauh terasa, Jarak menghadirkan rindu dan kekosongan jiwa haus akan cinta. Rasa rindu dan kurang hiburan di tepat negara jajahan membuat para penjajah berpikir keras. Mereka mencari solusi bagaiamana cara melenturkan urat-urat tegang di negara jajahan. 

Urat-urat itu semakin tegang karena kebutuhan biologis yang tak terpenuhi. Dalam buku ini di kisahkan untuk memenuhi kebutuhan biologis kalangan militer dan sipil jepang maka perempuan di rekrut menjadi Jugun Ianfu. Jugun Ianfu adalah istilah yang diberikan kepada perempuan yang melakukan layanan seksual kepada tentara jepang dan pihak sipil jepang.

Perekrutan Jugun Ianfu dengan Romusha mempunyai titik kesamaan yakni di lakukan dengan cara memaksa. Perempuan-perempuan dari desa di paksa dengan cara kekerasan , penculikan sampai tipu muslihat. Perekrutan Jugun Ianfu dilakukan dengan cara tertutup. Korbannya adalah gadis baik-baik tipu muslihat membuat mereka harus masuk kedalam kejurang hitam.

Para perempuan dipaksa menjadi jugun Ianfu direndahkan oleh bagsa lain di negaranya sendiri. Para perempuan yang di rekrut bahkan namanya di ganti menjadi nama-nama jepang dan di tempatkan dalam sebuah rumah bordir bernama Ian-jo.

Mengapa diganti dengan nama jepang?

Dijelaskan dalam buku ini pergantian nama ini bertujuan agar para penjajah jepang seolah berhubungan dengan perempuan-perempuan yang berasala dari negaranya. Seperti Waginem menjadi Sakura, Suharti menjadi Masako, Nur menjadi Noburu, dan Jatinem menjadi Haruye. 

Tes kesehatan harus mereka lalui sebelum melaksanakan tugasnya sebagai Jugun Ianfu. Tes Kesehatan yang sangat merendahkan martabat perempuan. Mereka di suruh untuk telanjang buat tanpa sehelai benangpun. Mereka hanya bisa pasrah saat petugas memeriksa lat kelamin mereka dengan alat cocor bebek.

Dalam buku ini dikisahkan penderitaan Mardiyem seorang gadis belia berusia 13 tahun bahkan haid pertamnyapun belum pernah dia rasakan saat itu. Di usia yang sangat muda dia harus menjadi korban pemerkosaan oleh seorang pembantu dokter berkebangsaan Jepang. Bayangkan pada hari pertama seorang gadis tanpa dosa di suruh melayani 6 orang laki-laki.  Pendarahan yang di alami Mardiyem tidak di gubris para lelaki hidung belang tersebut. "Kehausan" membuat para lelaki itu berubah menjadi kucing garong yang mengeong-ngeog di heningnya malam.

Cerita naas terus di rasakan oleh mardiyem, saat dia berumur 15 tahun dia dipaksa untuk mengugurkan calon anaknya. Padahal usia kehamilannya sudah memasuki usia lima bulan. Dokter menekan perutnya tanpa bius sedikitpun. Tak terbayang betapa mardiyem kesakitan. Mengeriyit jidat saya ketika membaca kisah mardiyem ini.

Tidak hanya sampai di situ penderitaan mardiyem setelah kegiatan mengugurkan anaknya selesai dia di suruh untuk melayani Cikada seorang penjaga Ian-jo. Siksaan fisik di lontarkan kepadanya ketika dia menolak melayani hingga dia pingsan selama enam jam.

Ketika membaca baris demi baris tulisan dalam buku ini bulu kuduk saya serasa merinding tak terbayangkan betapa besar penderita eks jugun ianfu di masa silam. Penderitaan fisik dan mental yang membekas dan susah hilang. Mereka berjuang dan mencoba bertahan dalam penderitaan di masa silam. Semoga setiap tetes perjuangan mereka di gantikan Tuhan Kebahagian.

Kini Indonesia telah merdeka namun sejarah kelam perempuan seolah tak pernah putus di makan usia. Kegaitan sejenis Jugun Ianfu masih subur di Negara Tanah air tercinta. Mirisnya banyak perempuan yang tercebur karena tipu muslihat manusia-manusia penjajah negeri sendiri demi kekayaan diri sendiri. Korbannyapun banyak gadis-gadis remaja yang masih polos tak tau apa-apa. Banyak dari mereka hanya korban kehidupan untuk pemuas nafsu pria hidung belang.

JUDUL BUKU: SEJARAH NASIONAL INDONESIA ZAMAN JEPANG DAN ZAMAN REPUBLIK JILID IV

PENULIS : TIM NASIONAL PENULISAN SEJARAH INDONESIA  

CETAKAN KE 2 EDISI PEMUTAKHIRAN

Buku Sejarah Nasional iNDONESIA Jilid VI Sumber Foto : https://shopee.co.id/SEJARAH-NASIONAL-INDONESIA-jilid
Buku Sejarah Nasional iNDONESIA Jilid VI Sumber Foto : https://shopee.co.id/SEJARAH-NASIONAL-INDONESIA-jilid

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun