Mohon tunggu...
Dina N. A Muaz
Dina N. A Muaz Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah candu walau terkadang terhalang typo.

Pecinta hujan namun tidak suka kehujanan Seseorang yang sedang belajar merangkai aksara dan mengabadikannya di media

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Telat Menstruasi", Secercah Harapan bagi Pejuang Garis II

28 Desember 2021   06:31 Diperbarui: 28 Desember 2021   06:33 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://hot.liputan6.com/

Kebanyakan  pasangan suami istri mengidamkan kehadiran buah hati untuk menambah anggota keluarganya, walaupun ada sebagian pasangan suami istri yang mmemutuskan hidup tanpa anak. Tidak ada yang salah dengan pilihan tersebut karena mereka punya alasan masing-masing dan kita tidak berhak menghakimi keputusan mereka.

Beberapa pasangan di karuniai buah hati dengan cepat, hanya dengan hitungan minggu usia pernikahan sudah mendpatkan hadiah positif hamil, namun ada juga sebagian orang yang harus berjuang bertahun-tahun untuk melihat garis dua pada test pack. 

Garis dua pada test pack seolah mimpi yang susah sekali di raih oleh mereka. Penuh perjuangan dan air mata. 

Momen telat haid adalah momen yang paling membahagiakan bagi para pejuang garis dua. Terkadang di temani dengan rasa mual dan badan lemas, senang hati ini rasanya tanda-tanda kehamilan seolah menyapa. 

Tapi terkadang diri sendiripun mengikuti trend masa kini yakni "prank", setelah melakukan test ternyata hanya satu garis saja yang ada, beberapa hari kemudian  tamu bulanan itupun tiba.

Tamu bulanan itu kita kenal dengan haid atau menstruasi. Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang dialami seorang wanita, menstruasi sebuah pertanda bahwa seseorang mulai bertumbuh dewasa dan sudah bisa menjadi ibu. 

Normalnya Menstruasi dialami seorang wanita sebulan sekali atau  setiap 21-35 hari dengan masa menstruasi 3-7 hari.  Fase menstruasi ditandai dengan luruhnya didnding Rahim yang berisi pembuluh darah.

Tidak bisa di diskripsikan rasa sedih dan kecewa saat menstruasi tiba padahal sudah berharap kehamilan itu terjadi. Namun bagaimanapun  harus menerima kenyataan bahwa mesti berjuang lagi untuk memiliki buah hati. Telinga dan hati ini sudah kebal mendengar omongan negative dari orang-orang. 

 Sudah menikah namun tidak hamil-hamil seolah aib yang menjadi sasaran empuk jadi bahan pergunjingan. Ada beberapa orang yang memandang kasihan dan iba, padahal menurut saya kami tidak perlu belas kasihan mereka. 

Sebagai pejuang garis dua hidup saya sudah terasa bahagia dan sempurna walau tanpa anak. Namun bagaimanapun saya tetap berharap kami diamanahi oleh Tuhan seorang bayi yang sholeh/sholehah.

Hati yang lapang sudah saya persiapkan. Jiwa yang kuat terus kami perkuat agar terus berjuang. Semoga sebentar lagi keajaiban itu tiba menyapa kami para pejuang garis dua.

Wanita tetap sempurna walau belum melahirkan dan memiliki seorang anak, wanita tetap sempurna walau belum menjadi seorang ibu. Mereka yang diberikan cobaan untuk menjadi pejuang garis dua bukan karena mereka tidak mampu menjadi orang tua tapi Tuhan tau  mampu mereka bisa berjuang "lebih keras" untuk menjadi orang tua. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun