Mohon tunggu...
Dina N. A Muaz
Dina N. A Muaz Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah candu walau terkadang terhalang typo.

Pecinta hujan namun tidak suka kehujanan Seseorang yang sedang belajar merangkai aksara dan mengabadikannya di media

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Pelita Hidup" Puisi untuk Almarhum Ayah

17 November 2021   13:13 Diperbarui: 17 November 2021   13:23 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjarbaru, 26 November 2017

Teruntuk almarhum ayahku, Bapak Abdul Muin bin H. Raffi'e

 

"Pelita Hidup"

Nabastala di hias awan kelam di sendu minggu

Sarayu menyapa lirih mengoyak kalbu

 Senyum terakhir penghias hari

Derai air mata basahi bumi

Seuntai maaf terucap bergumam

Pelita hidupku kini telah padam

 Daksamu kini telah kaku

Hanya alunan rindu yang tersisa di minggu kelabu

Berpeluk erat kenagan masa lalu

Meninggalkan lautan ilmu

 Untaian doa selalu jadi kado rindu

Sebagai bekal untuk bertemu

Pelita hidupku kini telah pergi

Akar rindu selalu menemani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun