Mohon tunggu...
Dina Mirandha
Dina Mirandha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Program Studi Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh Tinggal bersama Anak terhadap Kesejahteraan Lansia

25 Juni 2024   00:28 Diperbarui: 25 Juni 2024   17:52 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kemenkes RSKO Jakarta

Semakin bertambahnya usia, lansia semakin rentan untuk mengalami masalah pada psikososialnya (psikologis dan sosial). Lansia yang mengalami masalah pada psikososialnya itu lebih rentan untuk terkena gangguan, seperti depresi. Sehingga dibutuhkan bantuan dan support dari orang-orang terdekatnya, terutama keluarga. Keluarga sendiri memberikan peran yang sangat besar dan signifikan terhadap kesejahteraan lansia. Terlebih lagi hubungan yang dimilikinya dengan anak mereka.

Orangtua dan anak-anaknya, mereka sangat terlibat dalam kehidupan satu sama lain. Hal tersebut dapat dilihat dari seberapa sering mereka berkomunikasi lewat telepon, seberapa sering sang anak mengirimkan bantuan finansial kepada orangtuanya, dan yang paling penting adalah seberapa besar dukungan emosional, seperti rasa cinta, pujian, dan perhatian, dan kasih sayang yang mereka berikan kepada orangtua mereka yang telah lanjut usia. Menurut studi, lansia yang memiliki hubungan yang baik dengan anaknya, cenderung memiliki kesejahteraan diri yang lebih baik.

Salah satu faktor yang mempengaruhi hubungan antara orangtua dan anaknya yang telah dewasa adalah tempat tinggal. Lansia yang tinggal bersama anaknya mampu meningkatkan kesejahteraan diri mereka. Dimana lansia dapat berinteraksi secara rutin bersama anaknya, seperti berbagi keluh kesah, berbagi kasih sayang, dan mendapatkan perhatian secara langsung dari anak-anak atau cucunya, serta banyak interaksi lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan lansia. Interaksi rutin yang terjadi antara anak dan orangtua lansia ini juga dapat membantu mengurangi rasa kesepian pada lansia. Dan biasanya, lansia yang memiliki hubungan yang baik dengan anaknya, cenderung lebih membuka diri terhadap lingkungan sosialnya dibandingkan lansia yang tidak memiliki hubungan baik dengan anaknya.

Lansia yang tinggal bersama anaknya juga dapat menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Sehingga waktu yang dihabiskan itu dapat disimpan dan dikenang oleh lansia di sisa hidupnya. Kenangan-kenangan yang baik itu dapat membantu lansia mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh mereka dalam menghadapi kematian.

Namun, ada beberapa hambatan yang dapat terjadi. Dimana lansia dapat menjadi terlalu bergantung dengan anak dan keluarganya. Hal itu bisa terjadi karena sudah terbiasa untuk bergantung dengan anaknya terhadap kebutuhan sehari-hari. Lansia juga terkadang merasa kurang mendapatkan kebebasan jika tinggal bersama dengan anaknya. Karena anak cenderung khawatir jika orangtuanya melakukan aktivitas-aktivitas yang mereka anggap berbahaya. Mereka juga cenderung takut untuk mengizinkan orangtua lansia bepergian sendirian. Hal-hal seperti itulah yang dapat mengganggu kesejahteraan diri lansia.

Selain itu perbedaan gaya hidup juga bisa menyebabkan konflik yang serius bagi hubungan anak dan orangtua lansia. Perbedaan generasilah yang dapat menyebabkan hal itu terjadi. Namun konflik tersebut dapat diselesaikan dengan mudah jika terbangun komunikasi yang baik diantara keduanya. Karena kepuasan anggota keluarga juga ditentukan dari cara komunikasi yang ada dalam keluarga. Komunikasi yang sebaiknya digunakan kepada lansia adalah komunikasi terbuka. Dengan komunikasi terbuka, diharapkan anak dan orangtua lansia yang memiliki konflik dapat menyelesaikan konfliknya dengan baik.

Sejalan dengan hidup, fenomena ini tentu saja memiliki nilai plus dan minusnya. Seperti lansia yang tinggal bersama anaknya bisa saja mendapatkan kesejahteraan di sisa hidupnya. Namun bisa juga malah mengganggu kesejahteraan diri dari lansia itu sendiri. Semuanya dapat dilihat dan dimaknai berdasarkan persepsi masing-masing juga budaya dimana hal tersebut terjadi. Diharapkan setiap lansia di dunia dapat mempunyai hubungan baik dengan anaknya dan mampu mencapai kesejahteraan diri mereka di sisa hidupnya.

Daftar Pustaka

Blieszner, R., & Roberto, K. A. (2018). Care partner relationships in late life. Annual Review of Gerontology and Geriatrics, 38(1), 49-65.

Fingerman, K. L., Cheng, Y. P., Tighe, L., Birditt, K. S., & Zarit, S. (2020). Relationships between young adults and their parents. Annual Review of Psychology, 61, 663-688.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun