inflasi menjadi momok yang menakutkan bagi stabilitas perekonomian suatu negara. Namun, bukan berarti kita harus pasrah dan membiarkan inflasi menggerogoti nilai mata uang serta daya beli masyarakat. Secara umum, timbulnya inflasi ketika ada harga barang dan jasa melonjak secara berkesinambungan pada periode tertentu. Tanda terjadinya inflasi antara lain bertambahnya jumlah uang kertas yang beredar akibat menurunnya nilai mata uang sehingga berakibat pada meningkatnya harga barang dan jasa.Â
Di tengah gejolak perekonomian global,Lembaga negara di Indonesia yang bertugas untuk menghitung inflasi adalah Badan Pusat Statistik (BPS). BPS memeriksa informasi harga berbagai macam barang dan jasa yang diklaim sebagai belanja konsumsi masyarakat. Data yang didapatkan selanjutnya akan dibandingkan menggunakan harga barang dan jasa sekarang dengan harga barang dan jasa sebelumnya untuk mengetahui tingkat inflasi.
Dapat kita ambil contoh, apabila dalam suatu daerah atau kawasan, terjadi kenaikan inflasi secara tiba-tiba sebesar 100%, maka nilai Rupiah pada pembelian seluruh barang justru akan turun atau terdepresiasi sebesar 50%. Jika kita bisa membeli rumah yang kita inginkan dengan uang tabungan Rp 100 juta, maka jika terjadi inflasi nilai rumah tersebut akan menjadi  Rp 200 juta. Kondisi ini ibarat uang kita telah dicuri secara halus sebesar 50%.
Lantas Apa yang Menyebabkan Terjadinya Inflasi ?
- Penyebab dari bidang penawaran (Cost Push Inflation)
Tekanan dari bidang penawaran atau kenaikan biaya produksi dapat menyebabkan terjadinya inflasi Salah satu penyebab utama inflasi adalah kenaikan harga komoditas akibat peraturan pemerintah. Kenaikan nilai komoditas (dagangan) yang penting, dapat memicu biaya produksi keseluruhan menjadi lebih tinggi. Â Selain itu, biaya produksi dapat meningkat karena berbagai alasan, seperti harga bahan baku yang lebih tinggi atau upah karyawan yang lebih tinggi.
- Penyebab dari bidang permintaan (Demand Pull Inflation)
Dalam konteks makroekonomi, inflasi terjadi ketika banyak orang ingin membeli barang atau jasa, tetapi barang atau jasa tersebut tidak cukup banyak. Hal ini seperti ketika banyak orang ingin membeli telur ayam yang hanya sedikit jumlahnya di pasar, maka harga telur ayam tersebut bisa naik karena banyak yang membutuhkannya. Jadi, inflasi adalah kondisi di mana harga-harga naik karena barang dan jasa yang tersedia tidak sebanyak yang diinginkan oleh orang-orang.
Ketika inflasi terjadi, terjadinya penurunan daya beli masyarakat, sehingga nilai beli dari barang dan jasa menjadi lebih rendah. Jika kondisi ini terjadi, masyarakat menjadi lebih hemat dalam berbelanja. Padahal, salah satu penopang dalam penggerak perekonomian suatu negara adalah konsumsi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi akan melambat atau stagnan, bahkan mungkin menurun, ketika masyarakat memutuskan untuk mengurangi pengeluarannya. Inflasi tinggi yang tidak terkendali dapat sangat merugikan perekonomian karena dapat menurunkan efektivitas pasar, menurunkan nilai tabungan, dan menciptakan ketidakpastian dalam investasi dan pengeluaran.
Inflasi sendiri memang tidak dapat diprediksi dan dapat terjadi kapan saja. Oleh sebab itu, langkah sederhana dalam mengatasi inflasi adalah dengan mengontrol keuangan secara baik dan bijak. Pengetahuan tentang ilmu ekonomi sangat diperlukan untuk menghadapi permasalahan ekonomi yang dihadapi di masa depan. Tujuan utama kebijakan moneter suatu negara adalah menjaga inflasi pada tingkat yang stabil dan terkendali.Â
Salah satu strategi jitu untuk melawan inflasi adalah dengan investasi.
Mengapa Investasi Penting dalam Menghadapi Inflasi ?
Berinvestasi tidak hanya sekedar mengejar keuntungan pribadi, tetapi juga membangun benteng yang kokoh dan kuat dalam melindungi dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat luas. Dengan investasi yang tepat, kita tidak hanya menjaga nilai aset di bawah inflasi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Investasi cerdas tidak hanya dapat melindungi nilai aset dari inflasi, tetapi juga dapat mendorong inovasi dan efisiensi, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan infrastruktur, dan mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Investasi yang bertanggung jawab juga mencakup pertimbangan terhadap dampak sosial dan lingkungan, tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan inklusif.
Berikut adalah Beberapa Opsi Investasi yang Bisa Dipertimbangkan :
1. Saham : Investasi di pasar saham bisa memberikan return yang lebih tinggi daripada inflasi.
2. Obligasi : Terutama obligasi yang memberikan tingkat bunga tetap atau obligasi yang terlindungi dari inflasi.
3. Properti : Nilai properti cenderung meningkat seiring waktu, memberikan perlindungan terhadap inflasi.
4. Emas : Logam mulia ini sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
5. Reksa Dana : Menyediakan diversifikasi dan manajemen profesional.
Kesimpulan
Investasi merupakan salah satu senjata ampuh dalam melawan inflasi. Dengan strategi yang tepat, investasi dapat menjadi benteng untuk melindungi nilai aset dan terus mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Selain itu, kesadaran masyarakat terhaadap inflasi menjadi faktor krusial dalam pengendalian inflasi. Pemilihan sarana investasi yang akurat, merupakan tindakan awal yang bisa dijalankan guna mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan.Â
Mari kita bijak dalam berinvestasi, untuk mengangkat tingkat perekonomian Indonesia yang lebih stabil sebagai negara maju di masa keemasan tahun 2045.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H