markas PBB di Jenewa, Swis. Sebenarnya, jalan-jalan ke markas PBB sudah menjadi impian saya sejak lama.Â
Lama tidak menulis di Kompasiana, kali ini saya ingin berbagi sedikit cerita mengenai kunjungan saya keTerlebih lagi sejak menonton film The Interpreter yang dibintangi Nicole Kidman pada tahun 2005, meskipun di film itu menggunakan setting markas PBB di kota New York.
Tapi, impian tersebut baru terwujud pada musim gugur tahun ini, Alhamdulillah. Apalagi, perjalanan ke Jenewa bisa ditempuh dengan kereta dalam dua jam perjalanan dari kota Lyon, Prancis.Â
Jauh lebih murah ketimbang menggunakan pesawat dari Marseille, kota tempat tinggal saya. Kereta yang saya gunakan pun kereta antardaerah TER yang harganya tidak sampai 15 Euro, bukan kereta super cepat TGV yang bisa tiga kali lipat.
Sebenarnya PBB, singkatan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, organisasi internasional yang mempromosikan perdamaian internasional beranggotakan 193 negara, punya markas di beberapa negara.Â
Kantor pusat PBB terletak di New York, Amerika Serikat. Selain itu, ada Mahkamah Internasional  yang terletak di Den Haag, Belanda.Â
Nah, markas PBB yang berada di Jenewa ini bisa dibilang kantor pusat nomor dua yang berada di Eropa, selain satunya lagi ada di Wina.
markas PBB di Jenewa, kalian disarankan untuk mengikuti guided tour (atau tur yang dipandu salah seorang pegawai PBB dalam bahasa Inggris) yang disediakan oleh kantor PBB sendiri. Walaupun datang sendiri juga tidak apa-apa, nanti kalian akan digabungkan dengan turis-turis lainnya yang berasal dari berbagai negara dalam satu grup.
Jika suatu hari Kompasianer ingin mengunjungiTur ini berdurasi satu jam dengan biaya 15 Swiss Franc (ya, di Swiss tidak memakai mata uang Euro seperti negara-negara tetangganya), atau jika dikurs nilainya sekitar dua ratus ribu rupiah.Â
Menurut saya sih, harga tersebut wajar karena kapan lagi bisa memasuki markas PBB dilengkapi seorang pemandu, karena layaknya kantor, kunjungan sendiri tidak mungkin dilakukan, kecuali memang kita bekerja di situ atau ada keperluan berkunjung ke situ dalam rangka tujuan professional. Jadwal lengkapnya, Kompasianer bisa cek di sini:Â jadwal berkunjung ke markas PBB Jenewa.Â
Selama tur ke markas PBB di Jenewa ini, para pengunjung diajak "membedah" bangunan utama PBB, yang disebut juga dengan Palais des Nations.Â
Saya dan turis-turis lainnya yang berasal dari India, Jepang, Cina (saya menduga-duga saja dari perawakan fisik dan wajah karena tidak mengobrol intens dengan mereka) memasuki dua buah ruangan sidang.Â
Ruangan yang pertama, sudah dibangun sejak awal tahun 1970-an. Makanya desain interior ruangan tersebut juga tampak bergaya jadul, mirip-mirip dengan ruang sidang DPR di Indonesia.
Satu ruang sidang lainnya, berukuran lebih luas, biasanya dipakai untuk sidang-sidang yang bersifat umum, disebut General Assembly Hall. Ruang sidang yang satu ini berkapasitas 1953 kursi, dan pernah menjadi saksi pidato mendiang Yasser Arafat pada tahun 1974 yang memperjuangkan pembebasan Palestina dari pendudukan Israel.
Sebenarnya markas PBB di Jenewa punya 34 ruang sidang dan setiap tahunnya bisa ada 2500 sidang yang diselenggarakan oleh berbagai organisasi internasional. Namun yang bisa dikunjungi oleh turis-turis sebagian saja, sesuai dengan durasi tur, dan terbatas ruang-ruang sidang yang sedang tidak dipakai saja yang bisa kita masuki.
Yang perlu Kompasianer perhatikan, berhubung yang kita kunjungi itu kantor (bukan tempat wisata terbuka), maka pengunjung diwajibkan untuk tertib dan tidak berisik.Â
Ya jelaslah, apalagi markas PBB di Jenewa ini termasuk kantor yang lumayan sibuk. Jadi, sebaiknya kalau mau berfoto-foto bersikap santun, dan kalau mau rekam video alias nge-vlog, harus minta izin dulu. Tapi, saya perhatikan sih nggak ada yang nge-vlog di sana.Â
Pengamanan juga lumayan ketat sejak dari luar gedung, seperti melewati pintu detektor, dan menunjukkan identitas resmi yaitu paspor atau kartu izin tinggal.
Nah, Kompasianer, saya do'akan semoga suatu hari kalian bisa mendapatkan kesempatan mengunjungi markas PBB di Jenewa, ya ;) ! ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H