Ya, judul ini serius. Saya sudah tiga kali mendatangi restoran ini, yang lokasinya tidak jauh dari letak Konsulat Indonesia di Marseille. Jadi, jika kangen masakan Indonesia, saya yang tinggal di Marseille (dan jika Anda suatu hari berkesempatan mengunjungi Marseille), nggak perlu jauh-jauh datang ke restoran Indonesia di Paris yang katanya mahal itu. Tapi cukup ke restoran Express Thai yang dikelola dan dimiliki oleh orang Indonesia.
Ibu Sugi (pendek, kiri), sang pemilik, chef, pengelola, ditemani oleh seorang waiter warga Prancis. (foto: dokpri)
Koq bisa? Jadi, sang pemilik merangkap pengelola, juru masak dan
waiter, Ibu Sugi namanya, sebelumnya pernah bekerja di restoran Thailand dan restoran Jepang. Pun di kota yang sama. Lalu, pikir punya pikir, kenapa nggak buka restoran sendiri saja dan ia kelola sendiri. Nggak perlu besar-besar restorannya, tidak perlu pula model
fine dining resto, tapi bisa disantap dan disambangi oleh siapa saja, termasuk para pekerja. Saya sendiri mengamati, yang makan di restoran ini tidak hanya ibu-ibu dan bapak-bapak berkerah putih, melainkan juga para buruh atau pekerja bangunan bahkan warga biasa sekali pun. Menu makanan yang disajikan pun makanan Thailand. Tapi, ia tidak lupa dengan tanah airnya, yaitu menyajikan pula menu makanan Indonesia seperti
Gulai Kambing, Opor Ayam, Bakso, Rendang Sapi, Sate Ayam, Nasi Goreng Ayam, dan
Mie Goreng Ayam, nyaaammm...
Ibu Sugi tidak lupa memasukkan menu masakan Indonesia, selain juga menyediakan menu masakan Thai. Semua dimasaknya sendiri! (foto: dokpri)
Namanya juga
Express Thai, artinya makanan dimasak dengan tangan Ibu Sugi sendiri dalam waktu singkat, paling semenit hingga tiga menit, selayaknya kita kalau pesan makanan ke abang nasi goreng atau ketoprak yang lewat depan rumah. Kalau restoran fine dining, tidak bisa dimasak secepat itu, dan yang menyajikannya pun bukan sang chef melainkan para
waiter.
Menu Nasi Goreng Ayam buatan Ibu Sugi untuk Express Thai Resto: maknyuuuss!! (foto: dokpri)
Ibu Sugi ini seperti
wonder woman. Seperti yang saya katakan, beliau merangkap pemilik, pengelola, chef,
waiter, bahkan
cleaning service. Ya, sesekali ada yang membantu melayaninya menyiapkan piring atau mengantarkan hidangan ke meja pengunjung, tapi saya lihat bapak-bapak yang melayani munculnya pada waktu jam makan siang. Ada juga yang membantunya mengantarkan makanan apabila ada yang memesan via telepon (ya, resto ini juga menerima layanan pesan antar, alias
 delivery, dengan minimum pemesanan 20 Euro, belum termasuk ongkos gojek.. eh biaya antar). Tapi selebihnya, ia kerjakan sendiri.
Kalau ini menu Mie Goreng Ayam buatan Ibu Sugi untuk Express Thai Resto, yang juga sama-sama sedaaap...! (foto: dokpri)
Janganlah Kompasianer banding-bandingkan dengan rupiah agar tidak stres, karena pastinya porsi makanan di sini besar-besar a la
Londo. Jadi, nggak rugilah kalau pesan 20 Euro, itu artinya Anda bisa pesan tiga macam menu sekaligus. Dan, kalau buat saya, itu bisa untuk setidaknya tiga kali makan. Rata-rata harga menu makanan yang ditawarkan berkisar antara 7 hingga 12 Euros untuk makanan besar, serta kisaran 2 hingga 6 Euros untuk
snack dan hidangan pencuci mulut.Â
Untuk makanan sejenis resto cepat saji begini sih, harga tersebut lumayan murah, dibandingkan Anda beli satu buah burger di McDonald's yang ukuran rotinya tidak berbeda dengan McDonald's di Indonesia, dengan harga yang sama. Nasi Goreng Ayam dan Mie Goreng Ayam yang saya pesan, masing-masing harganya 8 Euros, dan itu porsinya bisa tiga kali lipat porsi saya makan di Indonesia. (Tapi koq saya tetap habis saja ya menyantapnya? Ha ha ha...)
Dekorasi patung Bali di dekat pintu masuk Express Thai Resto. (foto: dokpri)
Ibu Sugi sudah bermukim di Prancis, tepatnya di Marseille, sejak sekitar dua puluh tahunan yang lalu, dan malang-melintang bekerja di restoran Thailand dan Jepang, sebelum memutuskan membuka sendiri restoran Express Thai pada tahun 2016. Wanita yang gesit ini menikah dengan warga Prancis dan punya anak satu. Meskipun sudah bersuamikan orang Prancis yang pekerjaannya lumayan (menyewakan beberapa apartemen), ia tidak mau ongkang-ongkang kaki menunggu kucuran duit dari suaminya.
Express Thai Resto juga melayani pesan antar via telepon, loh. Itu ada nomor teleponnya pada brosur di atas ;). (foto: dokpri)
Tidak seperti yang menjadi stigma kebanyakan orang mengenai wanita Indonesia yang menikahi pria berkewarganegaraan asing, Ibu Sugi yang tidak bisa diam barang sejenak ini bahkan membuka restorannya hingga pukul sepuluh malam. Meskipun begitu, seperti kebanyakan toko dan restoran di Prancis, ada jam waktu istirahat pada siang atau sore hari.Â
Resto yang dikelolanya tutup sebentar mulai jam dua siang, dan baru buka lagi pukul tujuh malam. Saya tanya, membuka restoran sampai malam begini, di pinggir jalan raya pula, apa tidak ada yang memalakinya (alias 'menarik pajak'?). Dia bilang, yang kayak gitu adanya justru di restoran-restoran besar yang banyak pegawainya.
Ibu Sugi layaknya wonder woman: nggak bisa diam, satu tangan pegang panci, tangan yang lainnya lagi mengibas-ngibas menjelaskan sesuatu. (foto: dokpri)
Dalam sehari, setidaknya bisa ada sekitar dua puluhan pengunjung yang mendatangi restorannya untuk makan di tempat. Belum lagi yang pesan antar. Pendapatan bersih yang diperolehnya (setelah dipotong pajak Prancis yang tinggi), ternyata kurang lebih setara loh dengan gaji saya. Hayo, berapa ya kira-kira? Tentunya masih di atas UMR-nya Prancis, lah . Sukses ya, Ibu Sugi ! ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya