Mohon tunggu...
Dina Mardiana
Dina Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Suka menulis dan nonton film, main piano dan biola

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengintip Gaun Adibusana Karya Perancang Dunia di Kota Marseille

7 Mei 2018   03:09 Diperbarui: 7 Mei 2018   16:43 2242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mencicipi crepes alias panekuk a la bangsawan :D. (foto: dokumentasi pribadi)

Ternyata, menikmati keindahan gaun adibusana dalam sebuah pagelaran tidak melulu di kota Paris. Setidaknya, kali ini gaun adibusana (atau dalam bahasa Prancis dikenal dengan istilah haute couture) karya para perancang dunia ternama seperti Chanel, Karl Lagerfeld, Balenciaga, Pierre Balmain dipajang dalam sebuah pameran bertajuk Que Je T'Aime di Museum Seni Dekoratif, Keramik dan Fesyen di kota Marseille. Yup, Marseille yang lebih dikenal dengan kota pelabuhan punya museum fesyen, loh!

Ini dia tampak depan bangunan kastil Borely, yang gaya arsitekturnya menyerupai bangunan istana Versailles di dekat kota Paris. (foto: dokumentasi pribadi)
Ini dia tampak depan bangunan kastil Borely, yang gaya arsitekturnya menyerupai bangunan istana Versailles di dekat kota Paris. (foto: dokumentasi pribadi)
Asyiknya museum ini terletak nggak jauh dari apartemen yang saya tinggali. Kalau naik bus nggak lebih dari lima menit, kalau jalan kaki ya.. kira-kira dua puluh menitan lah. Kota Marseille memang kota pelabuhan yang letaknya di tepi Laut Mediterania, tapi Marseille punya juga perbukitan. Dan, apartemen saya letaknya di perbukitan ini. 

Nah, di perbukitan biasanya terdapat kastil-kastil peninggalan bangsawan zaman kerajaan Prancis ketika masih menganut sistem monarki. Termasuk Kastil Borely, yang terletak di perbukitan dengan sebuah taman yang luaaaas sekali, bernama Parc Borely (atau Taman Borely).

Taman yang luaaaas sekali di halaman belakang kastil Borely. (foto: dokumentasi pribadi)
Taman yang luaaaas sekali di halaman belakang kastil Borely. (foto: dokumentasi pribadi)
Di Kastil Borely inilah digelar pameran baju-baju adibusana yang tampak anggun dalam warna-warna putih, pink, merah menyala. Tapi, ada juga gaun-gaun lainnya yang terkesan seksi (dan agak-agak erotis sehingga fotonya sengaja nggak saya tampilkan ya), atau ceria khas generasi hippies tahun 1950-an dengan corak bunga-bunga warna cerah.

Gaun pengantin bernuansa putih karya rumah mode Chabana. (foto: dokumentasi pribadi)
Gaun pengantin bernuansa putih karya rumah mode Chabana. (foto: dokumentasi pribadi)
Sesuai dengan temanya sih, Que Je T'Aime, artinya Bahwa Aku Mencintaimu, maka gaun-gaun yang ditampilkan pun disesuaikan dengan tema cinta atau warna-warna yang berhubungan dengan kasih sayang. Misalkan, ada gaun pernikahan yang serba putih karya rumah mode Chabana Couture. 

Ada juga gaun malam yang didominasi warna pink karya Chanel dan Balenciaga. Tidak ketinggalan gaun karya rumah mode Givenchy, yang potongannya mirip dengan gaun yang dipakai putri-putri kerajaan zaman dulu dengan korset yang bikin perut terlihat kempes (tapi nggak bisa makan banyak). Padahal hari Valentine sudah lewat, yak.

Gaun dengan korset bernuansa pastel yang lembut karya rumah mode Givenchy. (foto: dokumentasi pribadi)
Gaun dengan korset bernuansa pastel yang lembut karya rumah mode Givenchy. (foto: dokumentasi pribadi)
Lalu ada pula gaun-gaun yang lebih simpel, atau lebih tepatnya rok, yang gayanya lebih modern seperti setelan two pieces dengan gambar hati di dada. Tidak ketinggalan rok atau setelan bunga-bunga a la hippies yang tren di tahun 50-an dan rok yang pernah dipakai Twiggy, model beken di zaman itu.

rok terusan atau setelan dengan motif bunga-bunga cerah khas tahun 1950-an. Rok terusan sebelah kanan itu serupa dengan baju yang pernah dipakai Twiggy, model beken di zaman itu. (foto: dokumentasi pribadi)
rok terusan atau setelan dengan motif bunga-bunga cerah khas tahun 1950-an. Rok terusan sebelah kanan itu serupa dengan baju yang pernah dipakai Twiggy, model beken di zaman itu. (foto: dokumentasi pribadi)
Berhubung gaun-gaun ini merupakan karya agung yang tidak biasanya dipakai untuk sehari-hari (makanya disebut adibusana), maka cocok banget dipamerkannya di Kastil Borely yang terkesan mewah dengan gaya arsitektur abad ke-18. Gaya bangunan pada masa itu di Prancis memang terkesan mewah dan klasik plus taman yang luaaas sekali dengan air mancur. Kesannya seperti berada di surga, ihiy.

Begitu pula dengan Kastil Borely yang arsitekturnya menyerupai Istana Versailles di dekat kota Paris, mirip banget mulai dari gaya bangunannya hingga tamannya. Hanya saja kastil Borely ukurannya lebih kecil terdiri dari tiga lantai. Kamar-kamarnya juga tidak sebanyak istana Versailles (saya nggak ngitung ada berapa, tapi nggak lebih dari sepuluh lah. Bandingkan dengan kamar di istana Versailles yang bisa mencapai berpuluh-puluh ruangan.

Kastil Borely dilihat dari belakang dengan kolam air mancur yang terkesan romantis. (foto: dokumentasi pribadi)
Kastil Borely dilihat dari belakang dengan kolam air mancur yang terkesan romantis. (foto: dokumentasi pribadi)
Kastil ini ternyata kepunyaan keluarga Borely yang kaya-raya dan hidup satu zaman dengan raja Louis XV. Kalau Kompasianer suka mempelajari sejarah Eropa, maka Kompasianer pasti paham raja Louis XV ini yang juga menikmati kehidupan mewah di istana Versailles, meskipun akhir hidupnya tidak setragis cucunya yang dipenggal di guillotine.

Ada kafe juga di dalam Museum Seni Dekoratif, Keramik dan Fesyen ini, loh! (foto: dokumentasi pribadi)
Ada kafe juga di dalam Museum Seni Dekoratif, Keramik dan Fesyen ini, loh! (foto: dokumentasi pribadi)
Di bagian depan kastil ini juga ada kafe yang sempat saya kunjungi, karena penasaran ingin mencicipi menu crpes yang ditawarkan. Ada sih menu-menu lainnya, tapi saya belum kesampaian makan crpes sejak tiba di Marseille. Dan, makan crepes di tengah-tengah kastil pastinya memberikan nuansa tersendiri (gaya banget yah, ha ha ha).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun