Beberapa waktu yang lalu saya pernah menuliskan profil singkat tentang Ibu Irma Suryati, penyandang disabilitas yang mendapat nominasi penghargaan Danamon Entrepreneur Awards untuk periode tahun 2017. Nominasi itu diperoleh berkat usaha Ibu Irma memberdayakan sesama penyandang difabel, bahkan para PSK dan waria untuk berkarya menghasilkan kerajinan tangan berupa keset, boneka dan beberapa hiasan rumah lainnya melalui UKM yang didirikannya bersama sang suami.
Untuk itu, saya pun tertarik mewawancarai Ibu Irma melalui Whatsapp agar bisa mengetahui lebih banyak tentang sepak terjang beliau dalam mendirikan dan mengembangkan UKM-nya. Kini, UKM yang diberi nama Mutiara Handycraft telah mempekerjakan para karyawan binaan sebanyak 3000 orang di seluruh Indonesia. Bahkan, Ibu Irma pernah mendapatkan penghargaan dari Bapak Adhyaksa Dault, Menteri Pemuda dan Olahraga pada tahun 2009 sebagai Juara Pertama Tingkat Nasional Wirausaha Muda Teladan.
Dari Diskriminasi Menjadi Motivasi untuk Berwirausaha
Ibu Irma merasa adanya diskriminasi dari masyarakat umum terhadap penyandang disabilitas seperti dirinya, terutama dalam hal mencari pekerjaan. Ia sampai melamar ke 15 perusahaan tapi selalu ditolak. Ia pun berpikir bahwa daripada mencari kerja selalu ditolak, lebih ia menciptakan lapangan kerja sendiri. Namun ia menyadari bahwa untuk berwirausaha diperlukan modal, tidak hanya materi melainkan juga kesiapan seperti bahan dan peralatan.
Kemudian Ibu Irma melihat ke lingkungan sekitar tempat tinggalnya di Kebumen banyak ditemukan sampah kain sisa jahitan dari pabrik garmen. Dengan penuh inisiatif ia mencoba-coba berkreasi dengan sisa-sisa kain tersebut secara otodidak, apalagi ia memang suka membuat prakarya yang menggunakan kain perca sejak kecil.
Meskipun modal yang diberikan dinas sosial tidak seberapa, yaitu sebesar lima puluh ribu rupiah, ia merasa jumlah tersebut cukup untuk dibelikan kain perca yang harga perkilonya sebesar dua ratus rupiah saja. Dana itu baru didapatkannya setelah mengajukan proposal selama satu tahun.
Mutiara Handycraft, Usaha Yang Bersinar
Dari sepak terjangnya mencari modal hingga mendapatkan kucuran dana dan memproduksi keset, Ibu Irma memutuskan memberi nama UKM-nya Mutiara Handycraft. Sesuai dengan falsafah mutiara itu sendiri, proses perjalanan jatuh bangun yang dialaminya termasuk dihina dan diinjak-injak, bahkan dibenamkan di kotoran lumpur paling dalam sekali pun, mutiara akan tetap bersinar.
Produk kain keset buatannya pun telah diekspor ke Australia dan meraup omset tidak sedikit, yaitu 9,6 milyar rupiah per tahun. Jika Kompasianer bisa lihat dari foto-foto keset yang dibuatnya kebanyakan bermotif kartun animasi anak-anak seperti Mickey Mouse, Doraemon, Winnie The Pooh. Motif-motif lainnya berupa binatang seperti lebah, gajah, beruang. Produk-produk kesetnya ini telah didistribusikan ke pasar swalayan dan mal-mal besar termasuk Carrefour. Selain itu, beberapa selebriti seperti Maudy Kusnaedi dan Oki Setiana Dewi juga telah meng-endorse produk-produk hasil karyanya.
Ketekunan dan kegigihan Ibu Irma ini pantas diapresiasi. Bank Danamon, sebagai bank swasta yang peduli dengan pengembangan perekonomian Tanah Air, terutama di sektor kewirausahaan, menobatkan Ibu Irma menjadi salah satu dari lima orang peraih Danamon Entrepreneur Awards (atau disingkat DEA Awards) untuk periode tahun 2017.
Bagi Ibu Irma sendiri, penghargaan bukanlah akhir perjuangan. Ia justru ingin tetap berkarya dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia dengan cara merekrut mitra kerja lebih banyak, serta membuat pusat pelatihan dan sekolah bisnis. Kita do'akan saja agar cita-cita Ibu Irma dalam mensejahterakan lebih banyak masyarakat Indonesia tercapai, ya. Kompasianer dapat turut mendukung cita-cita Ibu Irma ini dengan memberikan suara atau voting melalui website Danamon Awards di: www.danamonawards.org/dukung. ***
Terima kasih untuk Ibu Irma Suryati atas kesediaan dan waktunya diwawancarai melalui Whatsapp. Semangat dan sukses terus, Bu.. !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H