Film-film komedi keluarga buatan Hollywood yang mengisahkan tentang suka-duka pasangan muda dengan istrinya yang sedang bunting dan hendak melahirkan mungkin sudah banyak. Sebut saja Nine Months dan Junior. Â Tetapi kalau di Indonesia, mungkin baru Bukaan 8 yang mengisahkannya. Tentunya, dengan humor dan kultur khas Indonesia.
Adalah Alam Merdeka (diperankan Chicco Jericho), seorang idealis dan bintang sosmed yangfollower-nya mencapai 40ribu lebih di twitter dan Instagram, yang harus menghadapi kelahiran anak pertama buah cintanya dengan Mia (dimainkan oleh Lala Karmela). Mungkin kalau pasangan tersebut adalah keluarga kaya-raya yang didahului proses pernikahan normal, proses persalinannya tidak akan membawa masalah.Â
Tetapi, Alam yang menggantungkan hidupnya dari menulis blog dan posting status di sosmed, harus berjibaku dengan kenyataan bahwa kelahiran anak pertama, terutama di ibukota, tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi Alam selalu menjanjikan Mia, yang hamil duluan sebelum nikah, akan kehidupan mapan, termasuk memasukkan istrinya ke kamar VIP di rumah sakit swasta bertaraf internasional di kawasan Semanggi, Jakarta.
Untungnya, Alam masih punya ibu yang tegar dan bijaksana. Di tengah-tengah menghadapi kemelut menjelang proses kelahiran anak pertamanya, sang ibu selalu mendukung dan percaya pada Alam bahwa putranya itu dapat menjadi kebanggaan keluarga.
Meskipun masalah yang dihadapi Alam sebenarnya pelik (khas anak-anak muda dan pasangan-pasangan muda ibukota yang belum mapan secara ekonomi tapi terpaksa bergaya hidup seolah-olah berkecukupan), tetapi kisah yang dibawakan selalu dibalut dengan unsur-unsur komedi, yang untungnya tidak slapstick.Â
Misalkan adegan kejar-kejaran antara Alam dengan ayah mertuanya, yang dimainkan sangat apik oleh Tio Pakusadewo sebagai orangtua yang terkena stroke. Juga dialog saling berbalas yang dilontarkan ibunda Mia dalam bahasa Sunda (sepertinya teteh Sarah Sechan cocok banget deh dengan peran ibu-ibu cerewet, ha ha..) dengan ibunya Alam. Biasalah, calon nenek rebutan calon cucu.
Namun, uniknya film ini juga sepertinya hendak menunjukkan, terutama bagi orang-orang yang masih menganggap kegiatan ng-eblog dan nge-twit tidak membawa manfaat, ternyata di zaman sekarang hidup sebagai seleb sosmed pun bisa menghasilkan. Asalkan ya itu tadi, harus lebih bijak dalam menggunakannya, supaya nyaris tidak terkena somasi seperti Alam.
Tayang di bioskop sejak 23 Februari 2017 lalu, Bukaan 8 juga menjadi salah satu dari serangkaian film bertemakan cinta dalam rangka festival Love Philosophy yang digelar Plaza Indonesia sejak hari Rabu, 22 Februari dan berakhir 24 Februari kemarin. Di awal pemutaran disambut dengan sekelumit sambutan dari Angga sendiri yang biasa menyutradarai film-film drama dengan riset mendalam seperti Filosofi Kopi dan Surat dari Praha, untuk film Bukaan 8 ia ingin menghadirkan sesuatu yang lebih ringan namun tetap memberi hikmah.Â
Didukung skenario yang apik yang ditulis Salman Aristo,Bukaan 8 bukan film komedi biasa yang cenderung porno dan slapstick, melainkan film komedi sarat sindiran dan perenungan buat kita-kita yang hidupnya nggak pernah bisa lepas dari smartphone. Apalagi kalau sudah menyangkut urusan keluarga, sebaiknya tidak usah dibawa ke ranah publik deh 😉. ***
Jenis Film : Drama, Comedy
Durasi : 102 menit
Produser : Anggia Kharisma, Chicco Jerikho
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko
Penulis : Salman Aristo
Produksi : Visinema Pictures, Chanex Ridhall Pictures, Kaninga Pictures
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H