Lalu, Alain memelukku. Erat. Hawa yang dingin langsung berubah hangat dalam pelukannya yang mantap. Bahkan aku nyaris tidak menyadari, seseorang dari masa laluku tengah berdiri dari kejauhan mengamati kami berdua. Aku langsung mengenalinya dari sosoknya yang sangat khas. Jins belel, tubuh pendek khas Asia, kacamata, tas ransel di salah satu pundak. Aku tahu, ia past memata-matai akun facebookaku.
Namun, sudah cukup, aku tidak akan menggubrisnya lagi. Kini, saatnya aku membuka lembaran baru. *** Â Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!