Yang mengejutkan, Saroo Brierley yang asli pun turut hadir di FSAI Jakarta ini, dan berbagi cerita seputar filmnya maupun secuplik kisah hidupnya seusai film diputar. Saroo Brierley menuangkan kisah hidupnya ini dalam sebuah memoar berjudul “A Long Way Home” sebelum diadaptasikan ke film layar lebar. Rencananya, setelah kembali dari Amerika Serikat untuk menghadiri ajang Academy Awards, ia ingin kembali melanjutkan menulis buku yang akan menjadi prekuel dari memoarnya.
A Long Way Home, novel memoar Saroo Brierley yang diangkat ke layar lebar. Setelah film Lion, rencananya Saroo akan kembali menulis buku yang akan menjadi prekuel film Lion. (foto sumber: http://saroobrierley.com/)
Yang menjadi pertanyaan saya sekarang, bisakah suatu hari film-film berlatar budaya Indonesia juga mendapatkan nominasi di ajang-ajang festival bergengsi sekelas Oscar? Padahal isu sosial budaya di Indonesia tidak kalah eksotis dan kompleksnya seperti di India. Jika film-film pendek Indonesia yang mengangkat isu sosial sudah lumayan banyak merajai festival-festival internasional seperti
Prenjak garapan
Wregas Bhanuteja atau
What They Don’t Talk About When They Talk About Love karya
Mouly Surya (film yang terakhir saya sebut ini juga ikut diputar dalam rangkaian Kompetisi Film Pendek FSAI 2017), saya optimis suatu hari film-film berdurasi panjang karya sineas Indonesia juga dapat bercokol di Academy Awards ;). ***
Judul Film: Lion
Sutradara: Garth Davis
Pemain: Dev Patel, Nicole Kidman, David Wenham, Rooney Mara, Sunny Pawar
Durasi: 118 menit
Tahun rilis: 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya