Sejak tanggal 29 Juli sampai dengan 7 Agustus 2016, World Wildlife Fund (disingkat WWF) Indonesia menggelar pameran boneka Harimau Sumatera di atrium Senayan City, Jakarta, dalam sebuah event bernama Global Tiger Day. Â Boneka-boneka Harimau Sumatera yang dipajang ini terlihat unik dan berbeda dengan boneka biasa, karena terbuat dari kertas koran bekas yang dilumatkan-papier mache (baca: papiye masye).Â
Jadinya, pengunjung diharapkan untuk tidak memegang boneka tersebut disebabkan sifat kertas koran yang mudah rapuh, kecuali jika berkenan membeli dan mengadopsinya, untuk disumbangkan dalam upaya pelestarian Harimau Sumatera yang populasinya makin menipis.Â
Ya, populasi Harimau Sumatera tersisa 371 ekor saja, seperti yang nantinya dapat Anda saksikan pada boneka-boneka papier mache tersebut, jika Anda berkesempatan main ke Senayan City. Sedihnya lagi, Harimau Jawa dan Harimau Bali bahkan sudah punah. Padahal, harimau, seperti yang kita ketahui adalah raja dan penguasa hutan. Artinya, jika kita menyelamatkan raja hutan, maka kita pun akan menyelamatkan hutan kita demi rantai makanan generasi yang akan datang.Â
Harimau Sumatera yang masih tersisa sebagian besar dilindungi dalam sebuah cagar alam bernama Rimbang Baling di Riau. Meskipun begitu, keberadaan Harimau Sumatera masih terancam akibat penebangan hutan yang masih terus berlanjut untuk membangun perkebunan kelapa sawit. Maka, masyarakat pun dihimbau untuk lebih memperhatikan produk minyak kelapa sawit yang digunakan untuk masak-memasak dan kebutuhan lainnya apakah ramah lingkungan atau tidak.Â
Boneka-boneka anak Harimau Sumatera yang ditampilkan dalam pameran tersebut dibuat dalam enam pose yang lucu-lucu, seperti posisi telentang, melompat, posisi siaga, dan banyak lagi. Enam pose dimaksudkan sesuai dengan jumlah spesies harimau yang juga ada enam buah. Selain display boneka anak harimau, pengunjung juga dapat membaca testimoni berbagai artis Indonesia yang turut mendukung kampanye pelestarian Harimau Sumatera dengan mengadopsi boneka papier mache tersebut. Artis-artis yang  Chelsea Islan, Ario Bayu, Daniel Mananta, Joe Taslim, Ayu Ting Ting, Ayu Dewi, Jerry Aurum, dan banyak lagi.Â
Boneka-boneka papier mache ini dibuat oleh para pengrajin workshop Bali Artgasm - HeArt Lab yang bertempat di Yogyakarta. Misi dari WWF Indonesia dalam membuat kampanye bertajuk Double Tiger seperti yang dapat kita tonton pada video dokumenter di bawah ini, adalah untuk menggandakan populasi Harimau Sumatera menjadi dua kali lipat pada tahun 2020 nanti.
Meskipun pengunjung tidak diizinkan menyentuh boneka papier mache, pengunjung tetap dapat ber-selfie ria dan mengunggah foto berlatar boneka Harimau Sumatera tersebut ke akun Instagram WWF Indonesia sebagai salah satu wujud kepedulian terhadap upaya penyelamatan hewan berciri khas belang lorek-lorek ini.Â
Oya, saya baru tahu ternyata belang lorek-lorek pada setiap harimau itu tidak sama, loh, seperti halnya sidik jari pada manusia, yang menjadi ciri khas masing-masing harimau. Selain itu, fungsi belang lorek-lorek pada kulit dan bulu harimau berfungsi bagi harimau sebagai kamuflase ketika sedang berburu mangsa. Yah, asalkan jangan memangsa saya saja deh, ha ha..